jabarekspres.com, CIJERAH – Sebanyak 30 siswa kelas IV SD Perumnas Cijerah 182 Kota Bandung harus dilarikan ke rumah sakit Avisena Cimahi akibat tertimpa runtuhan atap plafon saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, kemarin (24/11).
Kepala Sekolah SD Perumnas Cijerah 182 Kota Bandung, Sutimah mengungkapkan, kejadian runtuhnya atap plafon tersebut terjadi sekitar jam 10.30.
“tiba-tiba ada suara ‘brug’ dari lantai dua dibarengi dengan teriakan anak-anak. Kami langsung melihat kondisi kelas, anak-anak juga langsung dibawa ke RS Avisena takut kenapa-kenapa,” katanya.
Hasil pemeriksaan pihak dokter, hanya beberapa siswa saja yang mengalami luka robek di kepala dan lecet. Sedangkan siswa yang tidak mengalami luka diperbolehkan kembali ke sekolahnya.
“Soalnya kan banyak debu yang menempel di kepala siswa, takutnya ada yang terluka parah, makanya seluruh siswa dibawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa, satu anak harus dijahit di kepala, serta dua anak mengalami memar dan lecet di kaki,” bebernya.
Setelah pihak orangtua dihubungi, para siswa langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Sutimah menduga, runtuhnya atap plafon kelas ini karena sudah lapuk. Padahal, pihak sekolah rencananya akan merehab kelas ini di tahun 2018.
“Kalau tidak salah, kelas terakhir direhab sekitar tahun 2011, ketika saya belum menjabat kepala sekolah di sini,” terangnya.
Atas kejadian ini, kegiatan belajar siswa kelas IV harus dipindah sementara. Sementara siswa yang mengalami luka, pihak sekolah membolehkan istirahat di rumah untuk memulihkan kondisinya.
Ditempat yang sama kapolsek Bandung Kulon, Kompol Kasmilan mengungkapkan, pihaknya telah menerima laporan adanya kejadian ambruknya atap salah satu kelas di SD Perumnas Cijerah 182 Kota Bandung.
“Menurut keterangan saksi, kejadiannya menjelang shalat Jumat. Saksi mendengar ada suara gemuruh tembok penyangga genting yang runtuh menimpa enternit, kemudian jebol dan menimpa siswa,” ungkapnya.
Dia menyatakan, luka yang dialami para siswa tidak begitu serius, sehingga bisa dipulangkan. Masih menurut saksi, lanjut Kasmilan, bangunan penyangga tiang ke atap genting tidak diberi besi, tapi hanya ditembok saja sehingga gampang roboh ketika ada getaran.
“Bangunan harus segera diperbaiki, jangan menimbulkan bahaya lagi. Kami sudah melakukan penyelidikan, ke depannya, polisi juga bisa lakukan pendalaman dengan memanggil kepala sekolah untuk diminta keterangan lanjutan,” pungkasnya. (ziz/yan).