jabarekspres.com, BANJARAN – Masalah pencemaran sungai yang sering banyak terjadi sebetulnya bukan melulu disebabkan dari limbah pabrik. Tetapi, Limbah yang berasal dari Rumah juga memiliki andil dalam pencemaran sungai.
Wakil Gubenur Jabar, Deddy Mizwar mengatakan, berdasarkan data dan hasil survei baru 65 persen warga di Jawa Barat yang memiliki sistem sanitasi berbasis masyarakat yang baik.
“Artinya 35 persen lainnya, menjadi pekerjaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar warga tak langsung membuang limbahnya ke sungai,”jelas Deddy ketika ditemui disela-sela meresmikan Sanitasi limbah Komunal di Kecamatan Banjaran kemarin (17/11)
Baca Juga:Coffee Coaching Clinic Sesi Dua di The Luxton BandungLuncurkan Single “Janji Api” Band Metal Hellcrust Jadi Terdakwa
Menurutnya, pembangunan Sanitasi berbasis masyarakat akan terus digalakan dan sudah dianggarakan oleh Pemprov Jabar dalam bentuk Bantuan ke berbagai daerah, berikut untuk pengelolaan limbahnya akan dibangun tempat mandi cuci kakus bagi warga. Sehingga, derajat masyarakat harus meningkat dengan IPAL komunal ini.
Deddy memaparkan, untuk program Sanimas memiliki sistem pipa saluran pembuangan warga disalurkan ke IPAL. Sehingga, buangan yang keluar dari rumah warga diproses terlebih dahulu hingga layak lingkungan dan akhirnya dibuang ke sungai.
“Sehingga bukan langsung kotoran manusia atau rumah tangga, sehingga tingkat air baku bisa terjaga kebersihannya dan masyarakatpun bisa hidup secara sehat,” kata Deddy usai peresmian IPAL Komunal.
Sementara itu, Hendar, 40, warga Desa Pasirluyu menuturkan, sebelumnya pembuangan limbah rumah tangga langsung dibuang ke sungai yang menjadi sumber irigasi dari pertanian warga.
“Awalnya sih seperti itu, tapi mudah-mudahan dengan adanya IPAL ini derajat masyarakat bisa meningkatkan derajat kehidupan masyarakat, kami sangat berterima kasih dengan adanya IPAL ini,” pungkasnya. (yul/yan).
