20 Persen Warga Pindah Tanpa Terpecah

”Ini tahap ke dua. Hari ini (kemarin, Red) yang dibayarkan sabanyak 85 bidang, akan dilanjutkan besok dan Kamis. Dan selanjutnya akan dilaksanakan tahap ke tiga musyawarah pada tanggal 17 November 2017, mudah-mudahan tahun ini bisa tuntas,” papar Atet kepada Jabar Ekspres, kemarin.

Dia pun menjelaskan, total anggaran yang dibayarkan tahap dua ini sebanyak Rp 64.599.000.000. Dengan luasan 2,72 hektar. ”Hari ini akan dibayarkan Rp 20.380.000.000, sisanya akan dibayarkan Rabu dan Kamis. Mudah-mudahan di dalam musyawarah itu semua warga lancar dan cepat dibayar seperti ini. Saya harapkan tahap ke tiga bisa lancar,” ungkapnya.

Camat Baleendah, Cep azis berharap, pembayaran tahap kedua bisa selesai dalam tiga hari. Dengan begitu, tak ada lagi kendala pembebasan lahan karena warga akhirnya berubah pikiran.

Cep Azis menerangkan, pada musyawarah pertama pada 20 Oktober lalu ada yang keberatan saat musyawarah dengan BPN.  ”Kolam retensi yang akan dibangun ini dengan luas tanahnya sebanyak 8 hektar, yang terbagi dalam tiga tahap. Setelah selesai pembebasan yang tahap dua akan dilaksanakan pembebasan tahap ketiga,” urainya.

Di tahap ketiga nanti, lanjut Cep Azis, yang tersisa sebanyak 38 penerima dengan menyerahkan pembebasan lahan sebanyak Rp 27 miliar melalui upresial. ”Kita berharap mereka bisa membeli rumah kembali. Sebab, dari segi harga juga sudah cukup bijak dalam kapasitas penentuan harga, tidak sepihak,” terangnya.

Sementara itu, mantan ketua Rw 20, Jaja mengatakan, setelah pembebasan lahan ini, pihaknya akan melakukan bedol kampung. Sehingga dirinya dan warga Cieunteung bisa bersatu kembali. ”Rencana ini dilakukan karena ada sebagian orang yang ingin berkumpul kembali, kurang lebih ada 40 kepala keluarga yang ingin kumpul seperti di Kampung Cienteung,” ucapnya.

Lahan untuk bedol kampung tersebut sudah ada sebanyak 317 tumbak, untuk dibagi per keluarga sebanyak 5 tumbak. ”Yang ikut dalam bedol kampung hanya 20 persen dari keseluruhan warga Cienteung. Ini sifatnya bukan memaksakan, tapi atas kesadaran masing-masing,” urainya. (*/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan