jabarekspres.com, NGAMPRAH – Pemkab Bandung Barat membidik 500 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Cipongkor untuk mengikuti program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) serta program Gerakan Perempuan Membangun (Gempungan).
Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB Asep Wahyu mengatakan, empat desa binaan program Gempungan di Kecamatan Cipongkor yakni Desa Cibenda, Desa Mekarsari, Desa Cijenuk dan Desa Baranangsiang ikut dihadirkan dan sekaligus tanda launching program yang merupakan adopsi dari P2WKSS.
“Sama halnya dengan program P2WKSS, untuk program Gempungan juga masing-masing desa mendapat 100 KK binaan. Jadi untuk Kecamatan Cipongkor saja, total binaan kedua program itu ada 500 KK,” kata Asep Wahyu.
Menurutnya, program P2WKSS tahun 2017 tersebut telah berjalan selama delapan bulan dengan kondisi pembangunan fisik hingga kini mencapai 75 persen. Sisanya bisa dilaksanakan sambil berjalan untuk mendapat penilaian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 16 November 2017 mendatang.
Dikatakan Asep, untuk pelaksanaan pembangunan fisik di lokasi binaan P2WKSS tersebut, sekitar 40 persennya merupakan partisipasi berbagai komponen masyarakat. Salah satunya, tanah untuk pembangunan rumah pintar dan ruang anak, wakaf dari Jajang Ridwan dan Atun Udi, warga setempat. “Kegiatan pembangunan ini digerakkan oleh ibu-ibu di sini (Citalem) dan bantuan berbagai aspek dari berbagai pihak, termasuk liding sektor lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Barat Abubakar menambahkan, jika pelaksanaan program P2WKSS tersebut sasarannya hanya satu desa dalam satu tahun, terlalu lama untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera.
Oleh sebab itu, Pemkab Bandung Barat mengadopsi program P2WKSS dalam program Gempungan. Abubakar berharap, program P2WKSS dan Gempungan ini hendaknya menjadi model dalam rangka percepatan pembangunan bagi keluarga Pra KS menuju norma Keluarga Kecil Sehat Sejahtera.
“Melalui program ini, semua komponen bergerak sehingga bisa melakukan percepatan pembangunan sebagai implementasi dari visi Cermat. Kita juga berharap model seperti ini bisa diikuti desa lainnya, untuk menumbuhkan kembali rasa gotong royong dalam pembangunan,” tuturnya.