Dampak Mogok Angkutan Makin Meluas

”Ada dampaknya dari mogok di Kota Bandung hingga ke KBB,” ujarnya di Ngamprah, kemarin.

Selain itu menurut Bambang, mogoknya angkot membuat para penumpang dari KBB terlantar. Sebab, mereka biasa menggunakan angkot untuk menuju ke Kota Bandung dan sekitarnya. Meski demikian, dia memastikan, angkutan lokal di KBB tidak mogok beroperasi.

”Angkutan lokal sebagian besar trayeknya ke perdesaan, dan itu tetap beroperasi. Jadi, tidak terpengaruh aksi mogok,” katanya.

Terkait dengan angkutan daring menurut Bambang, sejauh ini belum ada keluhan dari masyarakat ataupun sopir angkot di Bandung Barat. Sebab, angkutan daring biasanya beroperasi di wilayah perkotaan. Sedangkan KBB sebagian besar trayeknya di pedesaan.

Untuk mendeteksi keberadaan angkot daring, lanjut dia, susah dilakukan. Sebab, angkutan daring memiliki pelat nomor hitam, layaknya kendaraan pribadi.

”Beda dengan angkot, kan pelatnya kuning. Jadi, mudah ditemukan kalau ada masalah,” katanya.

Meski demikian Bambang menambahkan, pihaknya tetap mengikuti kebijakan Dinas Perhubungan Jawa Barat terkait dengan aturan angkum daring ini. Saat ini, Dishub Jabar melarang operasional angkum daring sampai dikeluarkannya aturan operasional angkum berbasis aplikasi tersebut.

Untuk diketahui, saat ini hanya 20 trayek yang masih beroperasi dengan jumlah angkot sekitar 900 unit. Awalnya, ada 33 trayek, tetapi 13 di antaranya mati lantaran sepi penumpang. Sejumlah trayek yang sudah tidak beroperasi itu di antaranya jalur Cipeundeuy-Cirata, Cisarua-Pangheotan, Padalarang-Cipada, Cililin-Nyalindung-Cipatik, Sindangkerta-Pasirpogor, Gununghalu-Cibenda, Gununghalu- Rongga-Cicadas, dan Cibenda-Cibitung.  Kebanyakan trayek tersebut berada di wilayah selatan KBB.

”Kita berharap di KBB tetap kondusif dan masyarakat dapat terlayani dengan baik,” tandasnya.

Penumpang Diangkut Truk

Sementara itu, meski sudah sepakat rencana demonstrasi awak angkutan umum se-Bandung Raya yang akan dilakukan pada 10-13 Oktober 2017 akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan, tetap saja sebagian sopir memilih untuk mogok jalan.

Meski demikian, Dinas Perhubungan Kota Bandung sudah mengantisipasinya dengan mengoperasikannya kendaraan tambahan dan kendaraan darurat untuk mengangkut para penumpang yang terlantar.

Menurut Khairur Rijal, Kepala Seksi Manajemen Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bandung, kondisi itu  berdampak dengan terjadinya penumpukan penumpang yang kebanyakan merupakan pelajar dan masyarakat yang akan pergi bekerja di daerah Soreang, Kopo dan Cimahi. Tapi semuanya dapat diatasi dengan mengoperasikan bus tambahan, truk dari satpol PP Kota Bandung, mobil dinas yang langsung disupiri oleh anggota Dishub. Ditambah mobil bantuan dari pihak kepolisian yang bersama-sama mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan