Intensif Sidak Apotek, Banyak Obat Kedaluarsa dan Tak Lengkap Izin

Sementara itu, Staf Pemeriksan Penyidikan BPOM Bandung Rani menuturkan, saat ini pihaknya bekerja sama dengan Polres Bandung untuk melakukan menyidikan obat PCC di apotek atau toko obat yang berada di wilayah Kabupaten Bandung.

Menurutnya, hasil sidak kemarin pihaknya tidak menemukan obat jenis PCC tersebut di sejumlah apotek. Namun, kebanyakan apotek atau toko obat tidak memiliki perizinan dengan lengkap.

 

Menanggapi penggerebakan gudang penyimpanan bahan baku pembuatan pil PCC di wilayahnya, Kapolres Cimahi, AKBP Rusdy Pramana Suryanagara meminta toko obat dan apotek lebih proaktif melaporkan peredaran obat keras. Salah satunya tablet Paracetamol, Caffein, Carisoprodol (PCC).

”Kami mengimbau ada peran serta dari masyarakat, tidak hanya toko obat. Seperti penggerebekan kemarin, kan ternyata di lingkungan masyarakat,” ujar Rusdy saat ditemui di Pendopo DPRD Kota Cimahi, Jalan Djulaeha Karmita, kemarin (19/9).

Menurut Rusdy, penggerbekan gudang penyimpanan bahan baku pembuat PCC tersebut membuat pihaknya lebih membuka mata dan mewaspadai segala kemungkinan. Dampaknya. pihaknya akan lebih memperketat pengamanan dan meningkatkan pemantauan di wilayah hukumnya.

”Kita lebih waspada, lebih bersinergi lagi untuk mengatasi peredaran obat terlarang, bukan hanya PCC,” ujarnya.

Pihaknya berjanji akan lebih meningkat pengawasan, dengan mengedepankan tidakan pereventif dan preemtif. ”Semua upaya akan kita lakukan, penyuluhan, razia, dan sebagainya akan kita tingkatkan,” katanya.

Dari hasil pantauan di lapangan pasca penggerebekan, gudang yang diketahui menyimpan bahan baku pembuatan pil PCC, kondisi di sekitar gudang itu terlihat sepi. Garis polisi terpasang di depan pintu gudang hingga ujung bangunan rumah yang menyatu dengan bagian dalam gudang tersebut.

Saat Jabar Ekspres mencoba mendatangi pemilik rumah sebelumnya yang bernama Handoko, rumah berwarna biru yang juga merangkap sebagai warung itu terlihat kosong.

Warga di sekitar kediaman Handoko juga mengaku tak melihat aktivitas dari keluarga tersebut. Padahal sehari sebelumnya warung milik Handoko buka dan masih beroperasi seperti biasa.

Nasiman Sutanto, 41, yang rumahnya bersebelahan dengan gudang atau rumah yang digerebek, sejak usai kejadian dirinya banyak ditanyai orang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan