jabarekspres.com, BANDUNG – Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Bandung, berdampak kepada adanya wabah penyakit ISPA dan diare. Peningkatan tersebut diakibatkan adanya anomali cuaca dan angin, khususnya diwilayah bantaran sungai Citarum
Berdasarkan data dari Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, jumlah penderita ISPA atau pneumonia balita pada Juli 2017 mencapai 644 kasus. Sedangkan jumlah penderita diare hingga Juli 2017 mencapai 1.282 kasus.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr. Riantini membenarkan penderita ISPA dan diare kerap meningkat pada saat anomali cuaca. Pihaknya mengantisipasi terjadinya lonjakan penderita ISPA dan diare dengan melakukan upaya preventif dan promotif kesehatan selain melakukan upaya kuratif dengan cara pengobatan kepada penderita.
Selain mengantisipasi lonjakan penderita ISPA dan diare, pihaknya pun mewaspadai timbulnya penyakit lain yang diakibatkan tidak terjaganya sanitasi lingkungan secara baik, di antaranya penyakit tuberkulosis dan typus.
Untuk saat ini, lanjut Riantini, jumlah penderita baru TB paru BTA positif yang diobati mencapai 1.000 orang hingga triwulan II.
“Pada musim kemarau ini kan biasanya berdebu. Debu-debu ini akan terhirup oleh kita melalui saluran pernapasan dan menimbulkan potensi terjangkitnya penyakit saluran pernapasan,” katanya
Selain itu, sejumlah warga mengeluhkan aroma bau menyengat yang diduga ditimbulkan endapan limbah industri dan limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai. Fenomena ini pun harus dihadapi warga di sekitar bantaran sungai setiap musim kemarau.
Seperti diungkapkan seorang warga di Kampung Rancamanyar Kecamatan Baleendah, Nuryani (55). Mengatakan bahwa bau yang bersumber dari sungai yang terletak tidak jauh dari rumahnya itu, membuat anaknya Aurel (4) menderita ISPA dan harus dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Dikatakan Yani, setiap tahunnya pada musim kemarau, warga yang berada di sekitar Sungai Citarum pun mulai menderita keluhan yang sama.
“Awalnya anak saya ini banyak ingus dan batuk. Kemudian, anak saya terserang batuk dan demam beberapa hari terakhir. Saya khawatir anak saya keterusan sakitnya, makanya saya langsung membawanya ke puskesmas. Hasil pemeriksaan dokter, anak saya terkena ISPA,” ungkapnya