Menurutnya hal itu tentunya harus didorong oleh semua pihak tidak terkecuali oleh para pengusaha. Oleh karena itulah pihaknya meminta kesadaran pengusaha di Jabar untuk menyiapkan ruang laktasi di perusahaannya bisa terus tumbuh.
”Saya ingatkan, punishmentnya kalau ada perusahaan yang melarang pegawai memerah ASI, sanksinya pidana yang bisa diberikan ke individu,” ujar Netty.
Terkait itu lanjut Netty, pihaknya akan mengawasi hal tersebut dilapangan. Untuk pengawasan di setiap perusahaan, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) harus menempatkan petugasnya di setiap perusahaan. Disnaker, harus memantau sejauh mana dan sebarapa besar hak pekerja perempuan itu dipenuhi.
”Dalam hal ini semua perusahaan harus berpihak pada perempuan. Terutama, yang akan memberikan Asi eklusif pada anaknya,” katanya.
Menurutnya, semua pihak perlu berperan serta dalam pengawasan tersebut. Terlebih peran lingkungan perusahaan sangat besar untuk ikut serta membudayakan pemberian Asi bagi ibu pekerja. Bentuk dukungannya, berupa memberikan waktu dan ruang laktasi.
”Ini yang kami dorong, Pak gubernur tak bosen untuk memperingatkan dunia usaha di Jabar agar ramah pada anak dengan memberika ruang laktasi,” katanya.
Bagi perusahaan yang peduli perempuan, lanjutnya, Pemprov Jabar akan memberikan reward dengan memberikan penghargaan pada perusahaan yang peduli pada perempuan. Penghargaan tersebut, diberikan setiap tahun bersamaan dengan peringatan hari ibu.
Netty berharap, ke depan semua perusahaan di Jabar bisa memiliki ruang laktasi. Karena pekerja perempuan di Jabar cukup banyak terutama pekerja tekstil dan garmen.
”Ruang laktasi ini pun penting dalam rangka membangun situasi harmonis antara pekerja dan perusahaan. Selain punishment, kami berikan reward juga,” katanya.
Terkait tingkat kesadaran masyarakat di Jabar dalam memberikan Asi, Netty mengatakan untuk dunia usaha sebenarnya sudah cukup baik. Tapi, penyiapan ruang lakstasi dan lemari pendinginnya tetap harus di dorong.
”Asi makanan terbaik buat anak. Jadi, kami terus mendorong germas. Edukasi soal Asi ini. Karena, ada beberapa hal yang harus dipatahkan terkait Asi yang berkembang di masyarakat,” tandasnya. (pan/nif/ign)