“Cara menjalankan suatu usaha itu merupakan pilihan masing-masing. Termasuk bagi mereka yang memilih menjalankan usaha tanpa riba. Ini suatu cara bisnis yang menarik, karena lebih barokah sesuai ajaran agama, ini bisa jadi pilihan terbaik bagi umat Islam atau siapa saja,”ujarnya.
Wakil Ketua Bidang UMKM KADIN Kabupaten Bandung, Yus Hermasyah menambahkan, program pelatihan Kabisa bagi pelaku usaha kecil ini sebenarnya telah digagas dan direncanakan sejak beberapa tahun terakhir. Karena seiring perkembangan jaman, suatu kegiatan usaha memerlukan kreatifitas, inovasi serta mengikuti perkembangan teknologi, khususnya teknologi internet.
“Program ini tidak hanya sebatas seremonial saja, tapi berkesinambungan dan action yang nyata di lapangan. Bahkan, kami juga berencana mendirikan Kampung KADIN di kawasan Ciwidey, dimana nantinya berbagai produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha kecil binaan kami ini akan ditampung dan dipasarkan disana,”katanya.
Untuk mendorong lahirnya para pelaku usaha kecil yang tangguh ini, pelatihan bisnis Kabisa ini diharapkan bisa menjadi pelaku usaha yang tangguh dan sukses. Apalagi, dalam waktu dekat ini Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) segera rampung. Hal ini tentunya akan membuka peluang usaha semakin lebar. Mobilitas orang, terutama wisatawan yang datang ke Kabupaten Bandung akan semakin cepat dan banyak.
“Nah para pelaku usaha di Kabupaten Bandung ini harus siap menyongsong kehadiran jalan tol. Lihat contohnya Subang, dulu dianggap kota pensiun tapi setelah jalan tol dibuka ramainya bukan main,geliat usaha disana berkembang pesat,”katanya.
Sampai dengan saat ini, lanjut, Yus, pelaku usaha kecil di Kabupaten Bandung yang sudah terdata oleh pihaknya, ada sekitar 600 orang. Jumlah ini tentunya masih sangat kecil ketimbang jumlah yang sesungguhnya ada di Kabupaten Bandung.
“Itu jumlah sementara yang kami data. Semoga saja kedepannya pendataan kami bisa lebih banyak lagi serta bersama-sama saling memajukan usahanya,” pungkasnya. (rus/gun)
