Meski demikian sebut dia, sampai saat komunikasi dengan partai politik yang lain masih tetap berjalan karena terang dia politik itu dinamis sampai pada akhirnya nanti pendaftaran di Januari 2018 segala kemungkinan masih bisa terbuka.
”Kalau saya dari kalangan kampus yang biasanya eksak artinya bisa memastikan sesuatu 100 persen. Namun di politik kebanyakan orang berbicara 99 persen jadi selalu ada ruang kemungkinan untuk berubah di menit akhir,” terangnya.
Sebagai bakal calon yang sampai saat ini menjabat sebagi tim kebijakan publik di pemerintahan Ridwan Kamil, sehingga dia memahami betul problematik di masyarakat. ”Jadi salah satu keuntungan saya bekerja sebagai tim kebijakan publik dari Kota Bandung selama empat tahun terakhir memang memahami problematika. Kalau kita bertanya pada masyarakat maka ada dua hal yang paling dirasakan yaitu ekonomi dan infrastruktur,” terang dia.
Ekonomi sendiri lanjut di memiliki akar termasuk di dalamnya harga bahan makanan pokok, kesempatan bekerja dan ketimpangan. Untuk infrastruktur yang paling dirasakan adalah sarana transportasi seperti macet, banjir dan sampah. ”Jadi ini yang akan menjadi fokusnya saat terpilih menjadi wali kota Bandung,” ungkapnya.
Ketua Bappilu DPD Nasdem Kota Bandung Uung Tanu Widjaja mengatakan sosok Arfi, menjadi salah satu calon dari jalur undangan dari tiga jalur yang dibuka pihaknya yakni interal, undangan dan umum. ”Arfi ini dari jalur undangan,” katanya.
Terang dia, Arfi mendaftar dan mengembalikan formulir hari itu juga. Karena penutupan penjaringan calon kepala daerah akan berakhir hari ini (10/8). ”Tanggal 12 Agustus semua calon yang sudah mengembalikan formulir dan lulus proses administratif akan diperkenalkan,” jelasnya.
Dia mengakui Arfi menjadi salah satu tokoh muda potensial untuk memimpin Kota Bandung, termasuk memahami cara berpikir Ridwan Kamil. (pan/ign)