jabarekspres.com, BANDUNG – PT Pindad (Persero) melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan PT Geo Dipa Energi (Persero), di Gedung Direktorat Pindad, kemarin (31/7). MoU tersebut menitikberatkan pada kerjasama pengembangan teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dan Binary System yang hingga saat ini belum dikelola dalam negeri.
Abraham Mose mengatakan, kerjasama ini merupakan wujud sinergi antar BUMN untuk meningkatkan Perhitungan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan memajukan energi terbarukan.
”Kerjasama ini merupakan bentuk Sinergi antar BUMN untuk meningkatkan TKDN dan komitmen untuk memajukan energi terbarukan melalui kerjasama investasi memanfaatkan panas bumi pembangkit listrik geothermal,” kata Abraham usai penandatangan, kemarin.
Abraham mengaku, kerjasama tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Termasuk bisa memberikan pertumbuhan di masing-masing perusahaan.
”Ini merupakan pengalaman pertama Pindad masuk di proyek investasi yang mempunyai nilai jangka panjang,” ujar Abraham sambil menambahkan, belum bisa memastikan nilai investasi dalam kerjasama tersebut.
Direktur Utama Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim mengaku, mendukung sinergi BUMN yang dilakukan untuk percepatan pemanfaatan panas bumi bersama PT Pindad.
”Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia yang saat ini baru termanfaatkan 5 persen. Diharapkan dengan adanya kerjasama ini, ke depan pengembangan panas bumi di Indonesia dapat berjalan lebih cepat,” papar Riki.
Menurut dia, teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dan Binary System merupakan cara pemanfaatan teknologi terkini. Untuk pengelolaan panas bumi dengan ORC tersebut baru akan dilakukan dengan PT Pindad.
Riki memaparkan, pengembangan teknologi ORC dan Binary System secara teknis merupakan memanfaatkan air panas (brine) yang merupakan bawaan dari uap panas bumi. Saat ini brine masih terbuang dan belum bisa dikonversi menjadi energi listrik. Nah, dengan teknologi ORC dan Binary System, maka Geo Dipa dan PT Pindad akan bisa menghasilkan satu jenis pembangkit listrik yang memanfaatkan air panas (brine)/fluida buangan sisa produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) untuk diproduksi menjadi energi listrik, dengan metoda Heat Exchanger.
”Hingga saat ini kita masih tergantung kepada luar negeri. Makanya dengan adanya kerjasama ini, diharapkan beberapa bagian yang tidak memerlukan tenaga besar semisal menghasilkan 1-5 Mega Watt bisa dihasilkan dari dalam negeri,” urainya.