“Itu hasil laporan dari Dinsos yang kami terima. Laporannya berdasarkan nama dan alamat yang dicantumkan oleh pemerintah pusat,” ungkapnya.
Dia menegaskan, menurut laporan dari Dinsos, pembagian KIS tersebut berdasarkan pada data yang diberikan oleh BPS Pusat sebagai acuan pelaksanaan tersebut. “Jelas, datanya ya dari BPS sepengakuan mereka,” lanjutnya.
Ditanya mengenai sistem verifikasi data pembagian, dia menyebutkan bahwa hal itu berasal dari laporan Dinsos. Hal itu baru dilakukan dan belum dilaporkan. “Mereka mengaku sudah melakukannya, namun belum dilaporkan,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, seharusnya jika mengacu pada data BPS, jumlah warga miskin yang ada di Kabupaten Cianjur hanya sebanyak 12,21 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 2.243.904 jiwa saat ini. “Hanya 287.939 jiwa yang dikategorikan miskin, itu data dari BPS Provinsi yang kami miliki,” jelasnya.
Dia juga mempertanyakan, data BPS yang digunakan sebagai acuan Dinsos untuk membagikan KIS saat ini, dengan jumlah hingga enam kali lipat dari jumlah warga miskin.
Dengan persoalan tersebut, pihaknya juga mengakui bahwa saat ini Kabupaten Cianjur masih bermasalah dengan acuan data yang digunakan. “Ini memang masalah kami, karena saat ini belum memiliki data yang valid, namun data BPS merupakan acuan nasional maka kami masih menggunakan itu,” jelasnya.
Dia menegaskan, perlu ada validasi dan verifikasi data kembali mengenai jumlah 1.109.109jiwa penerima KIS pusat, mengingat Kabupaten Cianjur juga memiliki KIS daerah yang telah tersebar sebanyak 7.572 KIS untuk masyarakat miskin dan tidak mampu.
“Berdasarkan SK No 460/Kop.302-DSTKT/2016 tentang jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu di luar jaminan kesehatan masyarakat Tahap I, terdapat 7.572 jiwa dari 20 kecamatan saat ini,” ungkapnya.
Dinsos Kabupaten Cianjur, lanjut dia, dipertanyakan kinerjanya saat ini, menimbang verifikasi dan validasi KIS pusat, karena penyebarannya hingga menembus satu juta.
“Kalau memang harus diverifikasi sebelum pembagian, maka kinerjanya dipertanyakan, berarti Dinsos mengiyakan adanya kemiskinan,” tegasnya.