jabarekspres.com, BANDUNG – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat SMA dan SMK tahun ajaran 2017 berlangsung hari ini (17/7). Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat pun menegaskan melarang sekolah menggelar aktivitas perploncoan selama masa tersebut.
Untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Disdik Jabar pun mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh kepala sekolah SMA/SMK terhitung Jumat 14 Juli 2017. Isinya, larangan perploncoan. ”Dimohon untuk membuat baligo/spanduk bertemakan Sekolah Rumah Kedua, Sekolah Ramah Anak dan Tolak Kekerasan,” demikian petikan dalam surat edaran.
Kepala Disdik Jabar Ahmad Hadadi menuturkan, sebaiknya kegiatan MPLS diisi dengan kegiatan positif yang dapat memotivasi para peserta didik baru. Contohnya memperkenalkan ekskul unggulan hingga prestasi sekolah.
”Lebih baik memperkenalkan kegiatan unggulan, ekskul. Jadi sekolah punya prestasi di bidang sains, seni, olahraga, itulah yang harus diberikan motivasi ke peserta anak didik baru,” kata Ahmad, baru-baru ini.
Dia memaparkan, MPLS tetap melibatkan para siswa tingkat atas sebagai pelaksana kegiatan di lapangan. Namun, selama kegiatan berlangsung semua kegiatan di bawah pengawasan dan tanggung jawab para guru.
Ahmad meminta, tidak ada instruksi dari para siswa tingkat atas terhadap para siswa baru untuk menggunakan atribut apapun selama MPLS. Sebab, para peserta didik bisa tertekan karena kegiatan perploncoan tersebut.
”Jangan sampai sekolah ini melakukan praktik yang tidak terhormat, seolah-olah pelecehan dibuat seperti badut. Itu tidak perlu lah, seolah-olah siswa baru itu dibuat down. Kami menjadikan sekolah ramah anak. Guru agar memantau jangan sampai ada bentuk kekerasan lisan dan fisik,” tutur Ahmad.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya mewanti, tidak boleh ada perpeloncoan pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa baru.
“Tidak boleh ada perpeloncoan saat MOS. Ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa baru,” kata Abdul Hadi Wijaya, kemarin.
Menurut dia, seluruh sekolah harus mengubah pola pikirnya saat hendak melaksanakan pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa baru. Kegiatan yang dilakukan harus dipastikan tanpa ada perpeloncoan, apalagi sampai ada kekerasan.