jabarekspres.com, JL SURYAKENCANA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi masih terus menelusuri penyebab melepuhnya kulit hampir di sekujur tubuh yang dialami Ai Atimah, 47, warga Kampung Sukasari RT 03/08 Kelurahan Dayehluhur Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Dinkes Kota Sukabumi sudah membentuk tim investigasi untuk mengetahui lebih akurat penyebabnya.
Ai Atimah didiagnosa menderita penyakit Syndrome Stevens Johnson dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) atau atau nekrolisis epidermal toksik yakni penyakit kulit yang disebabkan alergi atau infeksi. Kulitnya melepuh.
“Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit. Namun untuk pasien, saat ini belum dipastikan penyebabnya karena reaksi ini bisa terjadi ke siapa saja karena alergi bisa disebabkan oleh apa saja,” ujar Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Ritanenny, kepada wartawan di ruang kerjanya, kemarin (11/7).
Kasus penyakit itu bisa terjadi 1 berbanding 1 juta. Reaksi ini di sisi medis dikenal tidak hanya alergi yang disebabkan oleh obat-obatan, tapi juga dari berbagai kemungkinan terjadi. Sindrom yang ditemukan sejak 1992 ini akan bereaksi tergantung dari tingkatsensitivas seseorang. “Bisa saja hal ini tidak murni karena obat-obatan. Ke arah yang mana dugaan penyebab ini belum ditemukan. Tapi tergantung tingkat sensitivitas masing-masing orang,” jelas dia.
Ia memastikan penanganan dari Dinas Kesehatan terhadap pasien akan dilakukan maksimal. Ia berkomitmen bersama tim medis RSUD R Syamsudin SH untuk saling melengkapi berupaya optimal untuk kesembuhan pasien. “Kasus ini memang relatif jarang, tapi memang ada dari hasil laporan di beberapa rumah sakit. Respons setiap personel akan berbeda-beda,” terang dia.
Gejala tersebut terus ditelusuri. Biasanya proses gejala penyakit itu terjadi 1 sampai 14 hari. Rata-rata keluhan gejalanya demam, batuk, pilek, dan gangguan pada kulit. “Penanganan kita serahkan kepada klinis untuk memgetahui lebih jauh riwayat penyakit pasiennya,” tandasnya. (mg35)