Selain itu, Budi Karya mengingatkan agar para pemudik tidak menggunakan motor untuk pulang kampung. Itu sangat membahayakan. Statistik menunjukkan, selama bertahun-tahun, korban terbanyak kecelakaan adalah pengendara motor. Baik yang murni sebagai korban maupun yang justru menjadi sebab kecelakaan.
Selain dari sisi sarana dan prasarana, pemerintah juga menyiapkan dukungan teknologi untuk membantu pemudik. Kemarin secara resmi pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meluncurkan aplikasi Ayo Mudik.
Menteri Kominfo Rudiantara menuturkan, aplikasi itu sangat komplet. Pada menu jalur mudik, misalnya, tersaji seluruh jalur. Mulai jalur utara, tengah, hingga selatan. Dengan begitu, pemudik bisa memiliki pilihan rute untuk kembali ke kampung halaman. ”Jika aplikasi lainnya hanya memberi arahan untuk rute-rute tertentu, ini tidak. Semua ada,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi buruknya sinyal telekomunikasi, Kemenkominfo juga akan menyiagakan 300 mobile base transceiver station (BTS). Jumlah tersebut akan disebar merata di jalur mudik, terutama titik-titik rawan kemacetan seperti Brebes exit (Brexit).
Sayang, karena sosialisasi yang kurang, aplikasi Ayo Mudik sangat minim diunduh. Sampai tadi malam pukul 21.30, aplikasi tersebut baru diunduh 108 orang. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan total pemudik.
Aplikasi yang didominasi warna biru itu menyajikan tampilan yang user friendly. Pengguna tidak perlu khawatir bakal kebingungan dalam mencari informasi. Tampilan depannya sederhana. Sudah otomatis mendeteksi lokasi pemakai. Tentu saja berbasis kota atau lebih dekatnya pada kabupaten. Kota besar bisa saja lebih detail.
Ketika sudah menentukan jalur yang dipilih, pengguna langsung diarahkan ke Google Maps. Aplikasi sudah menentukan jalur yang sudah biasa dilewati. Jika cocok, bisa langsung klik logo direction untuk mendapatkan panduan perjalanan mudik. Tidak ada yang berbeda dengan saat menggunakan Google Maps. Bedanya, rute sudah ditentukan.
Yang menarik, aplikasi itu mendukung informasi penting seperti posko mudik, posko kesehatan, pos polisi, SPBU, bengkel, masjid, rest area, dan ATM. Semua berbasis lokasi. Jadi, pengguna tidak perlu khawatir dijejali berbagai informasi yang tidak berada di dekatnya.
Puncak arus mudik diprediksi mengalami pergeseran. Itu sejalan dengan ditandatanganinya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2017 tentang Cuti Bersama. Keppres tersebut mengatur penambahan satu hari cuti bersama pada tanggal 23 Juni 2017. Dengan begitu, puncak arus mudik yang sebelumnya diprediksi terjadi pada H-2 atau Jumat (24/6) dan H-1 atau Sabtu (25/6) menjadi maju. (byu/mia/dim/c11/ang/rie)