jabarekspres.com, NGAMPRAH – Semakin bertambahkanya jumlah penduduk dan berkembangnya pembangunan membuat lahan pertanian di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kondisinya semakin menyusut
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung Barat Ida Nurhamida mengakui, jumlah lahan pertanian di KBB pada tahun ini adalah 4 persen. Sementara untuk jumlah pendudknya sendiri setiap tahunnya bertambah.
“Jumlah penduduk KBB tahun 2014 1.4 juta jiwa sekarang kurang lebih 1.7 jiwa,”jelas Ida ketika ditemui dikantor Pemkab kemarin (9/5)
Selain itu, produktivitas beras di KBB hanya mampu mencapai 6,3 ton/hektare. Dengan luas lahan pertanian secara total mencapai 130.577 hektare.
Namun, dari jumlah itu sebanyak, 51 persen merupakan kawasan budidaya pertanian sedangkan sisanya bukan lahan pertanian.
“Artinya lahan pertanian masih cukup luas. Lahan budidaya pertanian itu merupakan lahan tanaman pangan, seperti beras, buah-buahan dan sayuran,” ucap dia
Ida menambahkan, untuk menambah produktivitas hasil pangan, pihaknya, tengah melaksakan program dengan membuat Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Selain itu, untuk memastikan agar lahan pertanian tidak menyusut pihaknya akan mengusulkan sebuah peraturan untuk disahkan menjadi peraturan daerah mengenai pengaturan lahan pertanian yang tidak boleh diahlifungsikan.
Selain penyusutan lahan. Lanjut dia, kondisi iklim yang tidak menentu berpengaruh pada hasil produksi pertanian seperti produksi beras.
“Iklim yang tidak menentu seperti hujan yang berkepanjangan atau kemarau panjang akan berdampak pada produksi beras, kata dia
Untuk mengatasinya, pihaknya akan t\melakukan evaluasi dengan melakukan kajian untuk menyiasati perubahan iklim yang selalu tidak menentu ini.Agar, fokus terhadap kedaulatan pangan dan kemandirian pangan menjadi hal utama.
“Maka dari itu, pemerintah daerah juga harus memikirkan kesejahteraan para petani di KBB. Mereka memiliki peran utama dalam mempertahankan ketahanan pangan,” pungkas Ida (drx/yan)
