jabarekspres.com, JAKARTA – Rencana penurunan bunga kartu kredit yang bakal berlaku awal Juni mendatang diprediksi meningkatkan konsumsi. Kebijakan itu diharapkan membantu pemulihan perekonomian dari pelemahan daya beli masyarakat sejak 2014 dan mencapai puncak pada 2015.
Dalam surat edaran Bank Indonesia (BI) No 18/33/DKSP, bank sentral menginstruksi bank untuk menurunkan bunga kartu kredit paling lambat enam bulan sejak SE diterbitkan. Bank pun antusias menyambut kebijakan itu.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sis Apik Wijayanto menyatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis kartu kredit BRI mencapai 30 persen. ’’Pertumbuhannya didorong penurunan bunga kartu kredit,’’ ujarnya.
Selain penurunan bunga kredit, Sis meyakini daya beli masyarakat akan meningkat seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi serta serapan tenaga kerja. Penurunan bunga kredit juga diharapkan membantu upaya perseroan untuk meningkatkan fee based income. Pada kuartal I tahun ini, fee based income dari kartu kredit BRI berkotribusi sekitar 9 persen terhadap total pendapatan komisi yang diterima BRI yang mencapai Rp 234 miliar.
Direktur Utama PT Bank MNC Internasional Tbk Benny Purnomo menjelaskan, penurunan pendapatan bunga diharapkan terkompensasi peningkatan volume transaksi. ’’Tantangan ke depannya adalah mendorong volume transaksi sehingga pendapatan dari bisnis kartu kredit tidak turun,’’ tuturnya.
Benny menargetkan volume atau nilai transaksi naik hingga Rp 400 miliar tahun ini. Pada tahun lalu, nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp 200 miliar. Bank MNC juga menargetkan pertumbuhan jumlah kartu yang pesat, yakni mencapai 150 persen.
Pertumbuhan signifikan tersebut beralasan karena kartu kredit memang masih menjadi produk baru bagi Bank MNC. Hingga awal tahun ini, yang diterbitkan masih di bawah 100 ribu kartu kredit.
Namun, efek dari penurunan bunga itu akan bertahap. Sebab, hanya nasabah yang tidak membayar penuh tagihan kartu kredit saat jatuh tempo yang dapat menikmati bunga murah.
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta menilai peningkatan transaksi yang signifikan membutuhkan proses. ’’Tidak akan secara langsung karena yang menikmati kan yang sudah memiliki kartu,’’ katanya. Dia pun memprediksi kenaikan transaksi kartu kredit mencapai 5–7 persen. (rin/c20/noe/fik)