jabarekspres.com, BANDUNG – Literasi dinilai sebagai benteng dari segala tindak kekerasan. Dengan alasan ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Jawa Barat pun berupaya mendorong kalangan perempuan untuk lebih berpendidikan.
Bunda Literasi Jawa Barat Netty Prasetyani berharap, gerakan literasi bisa berjalan dengan masif. Sebab, jika berbicara hukum, tentunya juga harus diterapkan dari hulu hingga hilir.
”Saat ini komunikasi antar ibu dan anak kurang bisa memberikan wawasan dan informasi untuk upaya pencegahan agar anak kita tidak terjebak dengan berbagi perilaku dan tindakan yang negative,” papar Netty saat mengisi seminar ”Masyarakat Berliterasi, Kekerasan Tidak Terjadi di Gedung Dispusipda, Jalan Kawaluyaan, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
”Maka upaya ini yang kita upayakan mulai dicari, digali dan didorong agar ibu-ibu memiliki pengetahuan, informasi yang dibutuhkan oleh anggota keluarga khususnya anak-anak,” tambahnya.
Netty menilai, anak harus bisa membentengi dirinya dari berbagai pengaruh era globalisasi. Sebab, mereka kerap menjadi sasaran kekerasan fisik, psikis, seksual dan bullying di lingkungan mereka. Salah satunya dilakukan senior kepada juniornya.
”Dengan literasi, anak-anak kita tidak terjebak pada perilaku yang hari ini banyak dilaporkan yaitu kekerasan. Termasuk ketika pacaran,” ujarnya.
Dia mengatakan, beragam upaya untuk membentuk masyarakat berliterasi. Salah satunya dibentuknya komunitas ibu bercerita. Harapannya, ada ruang antara ibu dan anak berkomunikasi serta tatap muka.
Alasan ini mengerucut karena kemajuan teknologi sudah menggerus pemahaman orangtua yang menilai, komunikasi tidak perlu lagi tatap muka. Sebab, ada sosial media seperti BBM, Whatsapp dan lainnya.
”Padahal, waktu untuk tatap muka itu penting agar si ibu bisa melihat perkembangan dan termasuk perubahan fisik anak,” tegasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Hj Tati Iriani MM menambahkan, ingin menggunakan literasi sebagai cara mengurangi bahkan menghilangkan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Sebab, isu besarnya Jabar tolak kekerasan.
”Peradaban suatu bangsa itu memang melalui penelitian. Mungkin dengan kasat mata pun bisa dilihat bahwa negara-negara yang maju yaitu mereka-mereka yang tingkat literasinya tinggi,” jelas Tati.