jabarekspres.com – BANDUNG, Sebanyak 2.289 personel gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP akan mengamankan jalannya laga pembuka Liga Satu. Persib Bandung akan berhadapan dengan Arema FC pada laga pembuka yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lauta Api (GBLA), Sabtu (15/4).
”Pola pengamanan hampir sama dengan laga persahabatan Persib melawan Bali United dengan sistem ring,” kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo, kepada wartawan usai mengikuti rapat koordinasi di Markas Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota bandung, Selasa (11/4).
Terkait dengan rencana kedatangan Presiden Joko Widodo, Hendro mengaku akan koordinasi dengan paspampres. Namun pola pengamanan tidak ada perubahan yang signifikan. Hanya saja, pengamanan lebih ditingkatkan khususnya di area tempat duduk presiden.
”Pasti nanti juga akan ada sterilisasi,” kata Hendro.
Pola pengamanan, kata Hendro, tak hanya dilakukan di Stadion GBLA. Menurutnya, pengamanan juga dilakukan jalur-jalur yang akan dilewati bobotoh sampai menuju Stadion. Jalur-jalur itu nantinya akan menjadi perhatian aparat polsek.
”Pengamanan jalur untuk antisipasi tindak pidana atau gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat ketika bobotoh datang ke stadion sampai pulang dari stadion,” tandasnya.
Seperti dikethaui, Persib harus mulai lebih serius melakukan persiapan menuju Go-Jek Traveloka Liga 1. Maung Bandung sudah melupakan kekalahan 1-2 atas Bali United dan fokus menatap Arema yang akan dijamu 15 April 2017 mendatang.
”Ya tentu, latihan sore ini sudah mengarah untuk lawan Arema pada laga pembuka liga nanti. Ini titik tolak evaluasi lawan Bali kemarin. Banyak sekali kekurangan,” tegas pelatih kepala Persib, Djadjang Nurdjaman di mes.
Pelatih yang karib disapa Djanur ini mengaku, belajar banyak dari kekalahan melawan Bali United lalu. Apalagi, Arema juga merupakan tim papan atas dan bukan tak mungkin pertandingan akan berjalan seru dan panas.
“Jelas harus diperbaiki. Laga persahabatan kemarin berlangsung panas dan nanti juga tidak akan kalah panas. Jadi banyak pelajaran dari uji tanding. Ada empat poin penting yang jadi catatan saya,” katanya tanpa menjelaskan catatan tersebut.
Untuk menghadapi teror lawan, Djanur menuturkan jika mental pemainnya harus terus diasah. Pasalnya skenario yang sudah dirancang sebelum pertandingan, justru harus berubah seketika ketika para penggawanya terpancing dengan permainan lawan dan atmosfer di lapangan.