jabarekspres.com, NGAMPRAH – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengkalim, untuk tahun anggaran 2016 angka Sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) turun menjadi Rp 116 miliar.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Bandung Barat Asep Sodikin mangatakan, Jumlah ini turun jika dibandingkan dengan silpa tahun 2015 yang nilainya kurang lebih sebesar Rp 250 miliar.
Asep menilai, turunya Silpa tersebut bukan karena tingginya penyerapan anggaran saja.Tetapi, harus melihat juga faktor-faktor lain yang mempengaruhinya termasuk pendapatan.
“ini harus dilihat dari rencana belanja dan rencana pendapatan, realisasi belanja dan realisasi pendapatan,”jelas Asep ketika ditemui kemarin (2/4)
Selain itu,dari pendapatan lainnya selain PAD, seperti DAU (Dana Alokasi Umum), DAK (Dana Alokasi Khusus) atau bantuan provinsi juga bisa mempengaruhi silpa ini.
Ia mencontohkan, seperti pendapatan dari DAK dari yang sebelumnya diprediksi dapat sekian ternyata pada kenyataannya tidak.
“ini juga berpengaruh pada nilai silpa,”cetus dia
Contoh lainnya, dari Bantuan Keuangan Gubernur Rp 5 miliar untuk pembangunan, tapi dalam pelaksanaan dikontrak terealisasi Rp4,5 miliar.
Kendati begitu, serapan pada 2016 yang paling berpengaruh adalah penyerapan penggunaan anggaran untuk infrastrukstur seperti pembangunan jalan Purabaya-Jati-Saguling
Asep memaparkan, untuk nilai Silpa dipastikan akan selalu ada. Bahkan, tidak mungkin nilainya nol.
Meski demikian, ia berjanji untuk menekan defisit anggaran pihaknya akan mengimbanginya dengan menggenjot pendapatan dari berbagai sektor.
Lebih lanjut Asep memaparkan, untuk Anggaran murni 2017 Pemkab Bandung Barat sebesar Rp 2,5 triliun.
Jumlah itu, diprediksi bakal meningkat menjadi Rp 2,8 triliun seiring dengan berbagai anggaran bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
“Biasanya diperjalanan nanti akan naik, kemungkinan bisa naik jadi Rp2,8 triliun,’ungap dia. (drx/yan)