Pesawat Tempur Melintas Langit Sulaeman

Ketua Sahabat Jiwa Aeromodelling Club Bogor, Hadi Kusuma menerangkan, untuk bisa menerbangkan sebuah pesawat aeromodeling, seorang pemula tidak boleh langsung. Tapi sebelumnya, harus berlatih lebih dulu melalui simulator di komputer. Seorang pemula ini harus terus berlatih dengan  simulator hingga benar-benar menguasai. Tahapannya, begineer (pemula) intermediet (lanjutan) dan expert (ahli).

“Kalau pemula tidak boleh langsung pegang pesawat. Dia harus belajar dulu pakai simulator di komputer. Sebenarnya hampir sama dengan menerbangkan drone, cuma kalau drone itu lebih mudah karena sudah dilengkapi GPS. Kalau aeromodeling itu manual tidak pakai GPS, makanya harus terus berlatih simulator dulu yang benar,”kata Hadi.

Hadi melanjutkan, sebuah pesawat aeromodeling, bisa diterbangkan dengan ketinggian 500 hingga 800 meter. Dengan jarak tempuh sekitar 2 kilometer, namun sebenarnya bisa lebih tinggi lagi, tapi harus menggunakan kamera serta pemainnya harus menggunakan kacamata pembesar. Karena memang jika terbang semakin tinggi, pesawat terlihat semakin kecil.

“Tapi memang kalau pesawat kecil itu sekali terbang tidak lama-lama. Yakni antara 5 hingga 7 menit saja, karena memang kapasitas tangkinya juga kecil, sekitar 500 mili liter. Kalau pesawat yang besar itu kapasitas tangki bisa sampai 3 liter,”tuturnya

Hadi melanjutkan, jenis pesawat aeromodelling ini beragam. Diantaranya adalah pyilon race yang biasa digunakan untuk pertandingan adu kecepatan. Kemudian ada juga jenis edge atau pesawat aeromodeling berbadan besar yang biasa digunakan dalam pertandingan exibition dengan menampilkan berbagai kelebihan dari pesawat tersebut. Kata dia, untuk pesawat balap seperti pyilon race ini, kapasitas mesinnya 40 cc berbahan bakar nitro, kemudian 20-30 cc untuk pesawat berbahan bakar gasolin. Sedangkan untuk pesawat besar kapasitas mesin hingga 270 cc berbahan bakar gasolin.

“Bahan body pesawatnya juga macam-macam. Ada yang dari gabus, polypome dan balsah (kayu). Sedangkan untuk harga itu bisa dikatakan relatif, sesuai spesifikasi, model dan merek, kalau rata-rata yang paling murah Rp 2 juta, yang mahal ada yang Rp 50 juta sampai  Rp 100 juta. Memang kebanyakan masih impor, biasanya dari Taiwan dan beberapa negara lainnya,”tegasnya. (gun/ign)

Tinggalkan Balasan