Bertekad Jaga Tujuh Anak Laut hingga Lulus Kuliah

Namun, melihat antusiasme yang ditunjukkan melalui media sosial maupun interaksi yang diterimanya, dia memprediksi ada lebih dari seratus delegasi yang datang. Konferensi Suku Laut itu akan membahas bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Tiga hal tersebut dianggap penting karena selama ini Suku Laut yang hidup di berbagai negara tergolong termarginalkan dalam tiga sektor itu.

Setelah pertemuan, dia berencana mengunjungi perkampungan orang-orang laut dari berbagai negara untuk melihat langsung kondisi mereka di sana. Misalnya, orang-orang laut yang hidup di Indragiri Hilir, kampung halamannya. Di sana ada 15 desa dari 5 kecamatan yang ditempati orang-orang laut.

Dia menuturkan, orang-orang tersebut hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka juga sangat bergantung pada laut. Bahkan, perkampungan tempat mereka tinggal benar-benar berada di atas laut.

Orang-orang tersebut tinggal di rumah panggung yang ditancapkan di atas laut. Untuk menuju ke sana, perjalanan dari Pekanbaru ditempuh selama 7 jam ke Tembilahan lebih dulu. Kemudian dilanjutkan dengan speedboat selama 3 jam.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membawa orang-orang laut ke darat. Namun, sejauh ini tidak membawa hasil. Pada era Orde Baru, misalnya, pemerintah pernah memberikan rumah dan kebun kepada orang-orang laut tersebut.

’’Orang-orang laut tetap datang pada saat acara penyerahan rumah dan kebun itu. Namun, setelah itu ya pulang lagi,’’ kenang Haryono, lantas tersenyum.

Soal pendidikan, orang-orang laut juga semenjana. Sebab, di sana tidak banyak anak yang bersekolah. Mereka memang tidak begitu mementingkan sekolah. Sebab, bagi para orang tua Suku Laut, anak-anak lebih berguna untuk diajak melaut. Karena itulah, orang-orang laut sering diremehkan dan dipandang sebelah mata karena berpendidikan rendah.

Menurut Haryono, di Indragiri Hilir sebenarnya ada sekolah sampai jenjang SMA yang masih bisa dijangkau. Namun, jarang ada anak yang mau bersekolah.

Haryono tergolong beruntung karena bisa mengenyam pendidikan sampai level master. Dua di antara enam saudaranya juga berpendidikan hingga perguruan tinggi. Kendati demikian, anak-anak Suku Laut yang kuliah masih tergolong langka.

’’Saat ini ada tujuh anak Suku Laut yang kuliah di Riau. Itu yang benar-benar saya jaga. Jangan sampai putus kuliah,’’ tegas pria kelahiran Concong Luar, Indragiri Hilir, 22 Maret 1984, itu.

Tinggalkan Balasan