Kawal Sertifikasi Pesawat N219

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Menristek Dikti Muhammad Nasir ikut mengawal proses sertifikasi pesawat N219. Pesawat tersebut merupakan pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama LAPAN.

Muhammad Nasir mengatakan, saat ini proses sertifikasi untuk dalam proses aspek dan analisis. Kementerian Perhubungan, kata dia, memeriksa satu persatu dokumen yang dibuat oleh engineer PTDI.

Menurut Nasir, penyelesaian satu dokumen membutuhkan beberapa kali pertemuan. Sedangkan pada aspek fisik prototype, tim Kementerian Perhubungan saat ini tengah memeriksa part-part yang akan diintegrasikan (assembly).

”Kunjungan ini untuk memastikan bahwa part yang dibuat sudah sesuai dengan desain dari engineer,” kata Nasir di PTDI, kemarin (27/2).

Nasir mengungkapkan, pesawat N219 adalah pesawat yang benar-benar baru yang sebelumnya hanya berbentuk dokumen rancangan di atas kertas. Meski kerap menemui masalah dari sisi pengalikasian prototype, namun dia yakin hal tersebut bisa diantisipasi.

”Proses sertifikasi pesawat N219 berjalan sangat baik. Proses sertifikasi dilakukan pada dua aspek. Yaitu aspek design dan analisis, kemdian pembangunan fisik pesawat prototype,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PTDI Budi Santoso menjelaskan, Pesawat N219 sendiri merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Kini, PTDI telah melakukan berbagai pengujian. Misalnya electrical grounding bonding test, leak test dan cleaning test di fuel tank, untuk memastikan tidak adanya kebocoran. Selain itu telah dilakukan pengujian landing gear drop test dan electrical power test.

”Pesawat N219 prototype pertama saat ini masih berjalan proses yang disebut basic airframedan basic system instalation. Kemudian setelah itu akan melakukan berbagai macam uji fungsi (functional test) untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik,” paparnya.

Menurut dia, berbagai test tersebut terus dilewati beriringan dengan penyelesaian basic airframe dan basic system instalation di pesawat. ”Kami juga sedang melakukan wing static test untuk prototype pertama pesawat N219. Termasuk, conformity dengan DGCA Kementerian Perhubungan untuk melakukan proses wing static juga telah dilakukan,” jelas Budi.

Lebih lanjut, Budi memaparkan, wing static test itu, lanjut Budi merupakan pengujian struktur sayap pesawat N219 diberi beban limit mencapai 100 persen.

Tinggalkan Balasan