bandungekspres.co.id, CIMAHI – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali marak di Kota Cimahi, jumlah penderitanya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Bahkan sempat menelan korban enam orang meninggal dunia.
Menurut Seketaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kota Cimahi, Fitriana Manan, data yang berhasil dihimpun Dinas Kesehatan Kota Cimahi menunjukan di Kota Cimahi tren kasus DBD Tahun 2016 meningkat dibandingkan Tahun 2015.
Tahun 2015, sebut dia ada 797 kasus DBD dan yang meninggal lima orang, sedangkan ditahun 2016 mengalami peningkatan cukup drastis, yakni mencapai 1806 dengan enam meninggal dikarenakan telat dibawa ke tempat fasilitas kesehatan.
Fitriana menyebutkan Kota Cimahi merupakan daerah endemis terhadap kasus DBD, yang artinya Cimahi merupakan kota yang sudah lama masyarakatnya bisa terserang DBD. ”Cimahi ini daerah endemis DBD, dari 2004 sampai sekarang selalu ada kasus DBD. Biasanya kasus mulai meningkat karena perubahan cuaca,” ujarnya, saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Demang Hardjakusumah, Selasa (21/2).
Fitriana menjelaskan, curah hujan yang turun dipastikan akan menimbulkan banyaknya genangan air. Biasanya, dari genangan air yang tertampung itu lama-kelamaan menjadi tempat jentik nyamuk berkembang biak dan menyebarkan penyakit. “Rata-rata kebanyakan anak-anak, tapi ada yang dewasa juga.
Dia melanjutkan, ciri-ciri orang yang terkena virus gigitan nyamuk sekarang ini berbeda dengan sebelumnya. Jika dulu selalu ada tanda-tanda bintik ditubuh, sekarang ini orang yang terkena DBD tidak selalu ditandai dengan bintik-bintik merah. “Untuk DBD sendiri gejalanya gak sama kaya dulu, sekarang tidak semuanya bintik,” katanya.
Dia mencontohkan, misalnya ada orang yang demamnya sudah tinggi, kemudian diberikan obat, akhirniya panasnya menurun tapi belum diketahui terkena DBD atau tidak. ”Beberapa kasus (meninggal karena DBD) juga telat di bawa ke fasilitas kesehatan karena dikira demam biasa,” jelas Fitriana.
Padahal, lanjut dia, fase pertama orang yang terkena DBD adalah mengalami panas yang cukup tinggi, kemudian jika panasnya menurun itu artinya kondisinya semakin parah. Untuk itu, ia meminta seluruh masyarakat Kota Cimahi untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Selain itu, kata Fitriana, Dinas Kesehatan juga akan turun langsung ke lapangan untuk memantai kondisi masyarakat.Memasuki masa peralihan dari kemarau ke musim penghujan, warga Kota Cimahi diimbau untuk waspada dari ancaman berbagai penyakit terutama penyakit Demam Berdarah (DBD). Pasalnya, setiap masa peralihan cuaca tersebut, potensi perkembang biakan nyamuk aedes aegypty (nyamuk penyebar penyakit DBD) sangat tinggi.