bandungekspres.co.id, Purwakarta – Peresmian tahap ketiga Taman Air Mancur Sri Baduga berakhir tragis. Dua orang tewas, dan Sembilan lainnya terluka karena kelelahan saat antre.
Kedua identitas korban tewas antara lain, Hj. Indra Kusumawati, seorang guru TK Nurul Fitri, warga Gang Beringin Rt 08/08 Kelurahan Nagrikaler Kecamatan Purwakarta/ Kabupaten Purwakarta. Dan Yeyet Rohaeti, warga Gang Beringin Rt 08/08 Kelurahan Nagrikaler Kecamatan Purwakarta/Purwakarta.
Kakak korban Indra, Yeye Rohayeti mengatakan, adiknya itu datang ke lokasi bersama teman-teman alumni SMP. Diduga saat mengantre untuk masuk ke dalam taman dia kelelahan karena berdesakan dengan pengunjung lainnya.
”Tadi banyakan hanya mungkin terpisah. Mungkin juga kecapean,” ucap Yeye saat ditemui di IGD RS Bayu Asih Purwakarta, kemarin (19/2).
Yeye mengaku, tak menduga adiknya itu akan meninggal secepat itu. Sebab, sabtu adiknya berencana akan pindah rumah. Namun, rencana itu kemudian utung karena ingin terlebih dahulu menonton pertunjukan air mancur.
Kabid Humas Polda Jabar, Yusri Yunus mengatakan jika pihaknya menerima laporan dari ICMI Orda Purwakarta, jika pembukaan Air mancur Sri Baduga III mengakibatkan beberapa warga mengalami pingsan dan dua di antaranya meninggal dunia.
”Kejadian dilaporkan pada pukul 01.40. Semua korban dilarikan ke RS Bayu Asih, JalanVeteran, Kelurahan Nagrikaler, Kecamatan Purwakarta,” papar Yusri, kemarin.
Beberapa korban dikatakan Yusri sudah ada yang pulang dan sebagian masih dirawat, ”Semua biaya pengobatan ditanggung oleh Pemkab Purwakarta,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang datang menemui keluarga korban di rumah sakit meminta maaf atas kejadian tersebut. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak karena kejadian berada di luar area taman dan sudah dijaga oleh polisi, TNI, dan Satpol PP.
Dedi tak menyangka antusiasme masyarakat terhadap peresmian tersebut bakal membeludak. Bahkan menembus angka 30 ribu orang penonton. Bahkan pertunjukkan air mancur yang semula akan digelar dua kali pun harus ditambah karena warga masih banyak yang belum kebagian.
”Ya memang tadi itu orang yang dari dalam mau ke luar, sementara yang di luar tidak sabar pingin masuk sehingga ada korban. Saya menyampaikan permohonan maaf karena acara sampai ada korban,” jelas Dedi.