bandungekspres.co.id, BUAH BATU – PT Len Industri optimistis meraih pendapatan Rp 2,7 triliun di tahun 2017. Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Zakky Gamal Yasin mengatakan, angka tersebut sudah tertutupi dengan nilai kontrak tahun lalu yang mencapai Rp 6 triliun.
”Nilai kontrak tahun ini diambil sekitar 60 persen dari tahun lalu yaitu kira-kira Rp 3,5 triliun. Untuk itu, kami optimistis pendapatan bisa mencapai Rp 2,7 triliun hingga akhir tahun ini,” ujar Zakky kepada wartawan di Jalan Soekarno Hatta, belum lama ini.
Zakky menambahkan, pihaknya mencanangkan pertumbuhan revenue sekitar 15-20 persen lebih baik daripada 2016. Selain itu pihaknya lun fokus pada peningkatan laba. ”Dari tahun lalu sekitar 15-16 persen tinggal kita tahun ini mencanangkan pendapatan yang leih baik dari tahun sebelumnya, kalau perusahaan ini paling akhir yang dikejar profit kan ya,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini sekitar 70 persen pendapatan yang diterima Len berasal dari tiga lini bisnis, yakni produk elektronik pertahanan, elektronik untuk sistem transportasi dan energi terbarukan. ”Dari tiga bisnis itu kita hampir 70 persen mendapatkan keuntungan dalam satu tahun,” ujarnya
PT Len juga akan tetap memproduksi radar, juga bekerja saman dengan pihak perbankan dalam membangun bisnis finansial teknologi, seperti pembuatan mesin EDC, ATM, dan E-KTP. Bahkan, dikatakan Zakky pihaknya berkeinginan membangun dan memiliki bisnis manufaktur elektronik. Meski kini sudah ada di subang tetapi terkendala masalah investasi.
Sejumlah proyek besar yang tengah digarap di antaranya LRT Palembang yang menghubungkan Sultan Mahmud Baharuddin II dengan Jakabaring Sport City, LRT DKI Jakarta Koridor I (Velodrome-Kelapa Gading), dan LRT Jabodetabek Lintas 1-3. Kemudian Automated People Mover System (APMS) Bandara Soekarno-Hatta sejauh 2,98 Km untuk melayani lima terminal serta Proyek Palapa Ring Paket Tengah.
Langkah lain, Len pun memperkuat arah divisi penelitian dan pengembangan dengan lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar. Mereka tak ingin hasil pengembangan malah mangkrak karena minim peminat.
”Makanya fungsi R&D ini harus selaras dengan marketing, di luar ada kebutuhan seperti apa, mereka tak kerja sendiri, jangan tiba-tiba barang sudah jadi, tak ada yang beli karena susah mau masarinnya,” jelasnya. (fik)