Riefky Sutedja, Sutradara Film Dokumenter Terbaik Motorcycle Film Festival

”Di momen ini para kustomer motor seperti Ade Habibie, Veroland, dan Rio Bronx mulai terlibat,” kata pemilik rumah produksi Namaka Project tersebut.

Sosok Veroland dan Rio Bronx memiliki peran penting untuk mengustom kursi roda. Veroland yang selama ini dikenal sebagai modifikator Harley-Davidson memberikan sentuhan pada bagian roda. Sedangkan Akbar Satrio Prasojo alias Rio Bronx memberikan pinstrip bergambar nomor race 10 dan nama Tjetjep Heryana di samping kanan dan kiri kursi roda.

Seluruh proses itu diceritakan Kiki dalam film berdurasi 20 menit tersebut. Proses produksi dimulai November 2015 selama lima minggu, plus dua minggu untuk editing. Film itu memakan biaya sekitar Rp 7,5 juta. Pada 19 Desember 2015 film di-launching dengan acara nobar (nonton bareng) ratusan pencinta motor kustom. Di acara itu juga dilakukan penyerahan kursi roda kustom tersebut kepada Tjetjep. ”Ending film ini saat penyerahan kursi roda itu,” lanjut Kiki.

Seusai nobar, banyak anak motor yang menilai film tersebut layak diketahui masyarakat luas. Bukan hanya orang Indonesia, tapi juga dunia internasional. Hal itulah yang membuat Kiki tebersit untuk mendaftarkan film karyanya ke Motorcycle Film Festival (MFF) di Amerika Serikat. Festival yang dimotori komunitas motor di New York tersebut setiap tahun mengadakan ajang penghargaan film khusus pencinta motor.

Setelah mendaftarkan filmnya ke MFF pada Desember 2015, empat bulan kemudian Kiki mendapat info bahwa Ride on United masuk nominasi dalam kategori short documentary (film dokumenter berdurasi pendek) dan best film MFF 2016. Di kategori short documentary persaingan sangat ketat. Ada 18 film lain yang bersaing menjadi yang terbaik. Total ada 44 film yang mengikuti MFF dalam lima kategori. ”Masuk nomine saja senangnya nggak ketulungan,” kata Kiki, lalu tertawa.

Kiki memutuskan untuk berangkat ke Amerika bersama sang istri. Dia membawa bendera Merah Putih serta poster dan atribut untuk mempromosikan Ride on United di MFF. Sesampai di Brooklyn, Kiki mengaku sempat minder melihat penampilan peserta lain. ”Gimana nggak minder, di sana para sineas film masing-masing punya fan base sendiri-sendiri, sementara kami cuma berdua,” kenang dia.

Tinggalkan Balasan