Doddy memperkirakan pasokan cabai kembali normal mengikuti redanya musim hujan. Sedikitnya perlu dua kali masa tanam untuk memulihkan pasokan hingga harga cabai kembali normal.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Hening Widiatmoko mengungkapkan, harga cabai berfluktuasi karena kondisi alam. Dirinya membantah dugaan adanya permainan pelaku pasar yang mendongkrak harga cabai rawit. Menurut Hening, pasokan cabai rawit di pasar saat ini merupakan sisa panen petani dari penanaman cabai tiga bulan lalu. Pengiriman pasokan cabai dari luar daerah juga terhambat panen tak menentu karena hujan serta biaya logistik pengiriman dari daerah sentra produksi untuk pasokan dari luar Jawa. ”Pasokan tetap masih menjadi masalah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung H. A. Tisna Umaran mengakui, harga cabai rawit merah memang paling bergejolak dibanding komoditas lainnya. Kenaikan cabai saat ini, katanya, sangat menguntungkan para petani setinggi-tingginya.
”Tentu kita gembira, kali-kali petani untung. Kemudian di sisi konsumen ini hal yang memberatkan. Oleh karena itu, ini mementum yang baik bagi masyarakat supaya bisa menanam cabai di pekarangan rumahnya,” kata Tisna kemarin.
Untuk menakan harga agar tak meroket, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung akan memberikan benih tiga sampai empat pohon per rumah. Ini supaya masyarakat tidak akan kekurangan cabe rawit.
”Apabila masyarakat yang berminat menanam pohon caba rawit di halaman rumah, kami akan memberikan sampai empat pohon. Dan masyarakat pun bisa langsung menghubungi Dinas Pertanian Kabupaten Bandung,” ungkapnya.
Dengan menanam pohon cabai rawit di pekarang, permasalahan kekurangan cabai secara tidak langsung akan selesai. ”Walaupun harga sampai Rp 500 ribu per kilonya tidak akan masalah. Menurut saya, ini suatu kesempatan bagi masyarakat sapaya menanam cabai sekaligus penghijauan di setiap rumah,” katanya.
Ditanya terkait harga cabai dari petani yang murah, sedangkan di pasar mahal, menurut Tisna, harga di petani juga sama meningkat. Karena para petani mengetahui harga cabai rawit di pasaran sangat tinggi, oleh karena itu, para petani pun menahan harga cabai rawit dan tidak di jual dengan murah, apalagi jomplang harganya.