Telkom Unversity Kejar Akreditasi Internasional

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Rektor Telkom Unversity (Tel-U) Mochamad Ashari menyebutkan awal Tahun 2017 merupakan tahun prestasi bagi universitas di bawah Yayasan Pendidikan Telkom tersebut. Salahssatunya Tel-U berhasil meraih sertifikasi Standar Internasional ISO 20000-1:2011, terkait manajemen layanan teknologi informasi (MLTI).

Menyitat dari laman resmi ISO, sertifikasi tersebut belum pernah di raih oleh universitas manapun di Indonesia sebelumnya. Standar internasional untuk MLTI hanya diberikan ke organisasi atau korporasi yang memenuhi beberapa kelayakan ekstra dalam layanan teknologi informasi, terutama dalam hal penyediaan, perencanaan, hingga proses manajemen layanan informasi berbasis teknologi komunikasi.

Mochamad Ashari dalam keterangannya, capaian ISO MLTI menggenapi perolehan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi yang sebelumnya telah dicapai dengan nilai unggulan A dari Badan Akreditasi Nasional perguruan tinggi (BAN-PT). Sekaligus mengokohkan peran Telkom University dalam membangun kedaulatan teknologi.

”Momentum seperti ini tidak hadir begitu saja, ada komitmen dari multistakeholder, dan tujuan kami adalah terwujudnya kedaulatan teknologi, ini juga bukti bahwa anak-anak bangsa mampu berdikari dalam teknologi,” ujar Rektor Telkom Unversity, Mochamad Ashari, kemarin (31/1).

Rencananya hari ini (1/2), Telkom University akan menggelar Syukuran Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dan Peluncuran Ulang Tahun Ke-4 di Komplek Kampus Telkom, Bandung. Mereka pun akan menampilkan banyak prestasi yang telah dicapai sepanjang tahun 2016.

”Kami bersyukur, bulan ini (Januari, Red.) adalah bulan prestasi bagi kami, mahasiswa, dosen, dan semua tim di Telkom University. Secara berturut-turut kami mampu mempertahankan prestasi, AIPT kami unggul dengan nilai A, disusul kejuaraan robot Internasional di Singapura, lalu rangking Telkom University berhasil ke peringkat 2 top university di Indonesia,” katanya.

Telkom University sampai saat ini telah menampung sedikitnya 26 ribu mahasiswa dari berbagai Negara, Jerman, Belanda, Tajikistan, Thailand, Korea, Timor, Uzbekistan, Italia, dan beberapa negara lainnya. Bahkan, kolaborasi dalam riset dan pengembangan ilmu pengetahuan telah dilakukan sedikitnya dengan 30 negara di seluruh dunia yang bermitra dalam program double degree, penelitian, pertukaran mahasiswa maupun dosen.

”Apa yang kami upayakan merupakan komitmen untuk menghadapi dunia yang serba terhubung (The Connected World), lintas disiplin, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan