bandungekspres.co.id – MONCERNYA Chelsea dengan formasi 3-4-3-nya dipengaruhi kekuatan dua sayap mereka. Sisi sayap yang ditempati Victor Moses di kanan dan Marcos Alonso di kiri, mampu menjaga keseimbangan dalam bertahan dan menyerang. Keduanya memang kompak. Padahal, sebelumnya mereka tak pernah satu tim.
Mereka baru bertemu musim ini di Chelsea. Lalu, apa kuncinya ? ”Tidak perlu banyak bicara tentang apa yang akan kami kerjakan di lapangan. Saya rasa ini bagus untuk keseimbangan tim,” ungkap Alonso, sebagaimana dikutip dari situs resmi klub.
Mantan penggawa Fiorentina ini menjelaskan kapan dirinya harus naik dan turun. Biasanya, dia akan melihat dulu posisi Moses. Ketika Moses naik membantu serangan, Alonso memilih untuk berada di area pertahanan. Begitu pun sebaliknya.
Hanya, lanjut Alonso, tidak selamanya proses itu dia lakukan. Kadang, dia dan Moses juga naik dan turun bersamaan. ”Karena juga tergantung permainan tim lawan. Ini bagus. Ini membuat kami punya banyak variasi serangan dan opsi-opsi yang berbeda pula,” lanjut pemain berusia 26 tahun itu.
Menilik statistik alur serangannya, Alonso yang berlatar belakang sebagai pemain belakang malah mampu menjalankan tugas membantu serangan lebih baik. Sisi kiri yang ditempati Alonso menguasai sebanyak 36 persen serangan Chelsea. Sementara, hanya 34 persen serangan dari sisi kanan.
Begitu juga dengan tembakan per laganya. Alonso lagi-lagi unggul dengan 1,4 kali tembakan ke gawang, Moses 1,2 kali. Persamaannya, kedua pemain tersebut sejauh ini sama-sama sudah mengemas tiga gol di Premier League. Meski demikian, Alonso mengakui Moses lebih baik. ”Dia selalu mampu mengerjakan tugasnya dengan bagus. Semoga dia mampu membantu tim ini seperti yang sudah dia lakukan di dalam laga-laga sebelumnya,” harap Moses. (ren/bas/ign)