Janjikan Program Zero Accident

Di luar program zero accident, Hadi memastikan renstra TNI AU 2024 yang sudah berjalan hingga saat ini bakal terus dilanjutkan. Salah satunya adalah peremajaan pesawat F5 yang hampir setahun belakangan sudah tidak terbang lagi. Untuk penggantinya belum ditentukan karena masih dalam perencanaan.

Begitu pula dengan pembelian Sukhoi SU-35 yang perencanaannya ada di tangan Kemhan. Disinggung mengenai hibah pesawat, Jenderal Kelahiran Malang itu menyatakan masih berjalan. Saat ini, 14 dari 24 pesawat F-16 hibah dari Amerika Serikat sudah tiba di Inonesia.

TNI AU juga segera melengkapi radar pertahanan udara. Jumlah radar yang direncanakan ada 32, sementara baru 20 yang beroperasi saat ini. ’’Sehingga tidak bolong-bolong lagi kalau ada pesawat melanggar,’’ jelasnya. Beberapa wilayah akan ditambahkan radar pertahanan udara, seperti Jayapura, Pontianak, dan Nusa Tenggara. Penambahan itu akan berlangsung hingga 2024.

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie menjelaskan, program zero accident realistis untuk dilaksanakan, dan seharusnya memang diprogramkan. Program itu saat ini juga sedang dijalankan oleh maskapai-maspkapai penerbangan sipil di Indonesia. ’’Saya kasih contoh, Batavia Air yang sudah almarhum itu sejak dia lahir sampai tutup tidak pernah terlibat kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa,’’ tuturnya.

Dia sepakat dengan Hadi bahwa pesawat uzur bukanlah sebuah persoalan. Asalkan, perawatan dan pengoperasiannya disiplin. Dia menilai, selama ini kecelakaan-kecelakaan pesawat milik TNI itu kemungkinan besar karena kurangnya disiplin dalam perawatan maupun pegoperasian pesawat.

Termasuk di dalamnya menyusun jadwal kegiatan, juga perhatian terhadap kondisi fisik dan mental penerbang. Bukan akibat dari usia pesawat. Bagaimanapun, layak tidaknya sebuah pesawat untuk terbang pasti sudah diputuskan saat masih berada did darat.

Untuk mewujudkan zero accident, tambahnya, kuncinya ada pada kedisiplinan dalam menjalankan manajemen penerbangan yang sudah ditetapkan secara menyeluruh. Tidak bisa sepotong-sepotong. Tantangan Hadi dalam mewujudkan programnya itu hanya dua, yakni komitmen dan konsistensi. ’’(Zero accident) itu sangat memungkinkan, tergantung dari komitmen pemimpinnya,’’ tambah dia.

Pelantikan itu sendiri berlangsung tidak lebih dari setengah jam. Sekretaris Militer (Sesmil)  Presiden Marsekal Muda Trisno Hendradi membacakan Keppres nomor 2/TNI/2017 tentang pengangkatan Hadi sebagai KSAU dan pemberhentian dengan hormat Agus Supriatna yang akan pensiun. Usai pelantikan, barulah Presiden mencopot pangkat bintang tiga di pundak Hadi dan menggantinya dengan pangkat bintang empat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan