”Tidak setuju kalau salah sasaran. Kalau merugikan, kami siap nagih rektorat terkait transparansi UKT. Jangan sampai merembet ke yang bawah (masyarakat miskin, Red),” ujar mahasiswa jurusan ilmu sejarah angkatan 2012 itu.
Mahasiswa asal Sidoarjo tersebut mengungkapkan, tahun lalu UKT sekitar 200 mahasiswa berhasil dibantu untuk diturunkan karena berkeberatan dengan besaran biaya pendidikan. Dia berharap rektorat Unair bisa mencari sumber pendanaan dari sektor lain seperti unit usaha kampus sehingga tak membebani mahasiswa.
Presiden BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta Alfath Bagus Panuntun El Nur menuturkan, selama ini kampusnya mencitrakan diri sebagai kampus rakyat. Adanya kenaikan UKT yang drastis tentu akan bertolak belakang dengan misi kampus. ”Saya berpikir harus disosialisasikan lebih detail. Jangan sampai merembet kepada mahasiswa menengah ke bawah,” ujar Alfath.
Mahasiswa jurusan politik pemerintahan angkatan 2013 itu berharap jenjang UKT bisa diperbanyak. Dia mencontohkan mahasiswa dari keluarga yang punya penghasilan Rp 10 juta dan Rp 50 juta punya UKT yang sama. Belum dipertimbangkan pula jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung dalam keluarga tersebut. ”Usul kami, jenjang UKT lebih diperbanyak. Rentangnya bisa lebih presisi lagi,” tambahnya. (mia/jun/c10/nw/rie)