Tingkat Konsumsi Ikan Masih Rendah

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan di Kabupaten Bandung Barat masih rendah. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan, jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat selama 2016 hanya mencapai 19 kilogram/tahun.

”Meskipun Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu daerah penghasil produksi ikan budidaya cukup besar di Jawa Barat, tapi tingkat konsumsi ikan masih rendah,” ujar Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Peternakan dan Perikanan KBB Chandra Suwarna di Ngamprah, kemarin (15/1).

Menurut Chandra, perlu adanya peningkatan sosialisasi agar masyarakat dapat mengkonsumsi ikan lebih banyak. Jika mengacu target nasional, mengkonsumsi ikan harus mencapai 38 kilogram/tahun. Dengan target tersebut, Kabupaten Bandung Barat masih tertinggal jauh. ”Setiap tahun tentu kita menargetkan dapat mencapai target nasional,” terangnya.

Chandra menyebutkan, 70 persen ikan tawar produksi Cirata kebanyakan di pasarkan ke luar daerah seperti Jakarta, Kota Bandung, Kabupaten Bandung hingga ke Sumatera Selatan. Adapun untuk  harga 1 kilogram untuk jenis ikan tawar seperti mas di tingkat pembudidaya kini berkisar Rp 19 ribu – Rp 22 ribu. Sedangkan di tingkat pedagang mencapai Rp 25 ribu – Rp 30 ribu per kg. ”Sekali panen ikan tawar selama tiga bulan sekali,” terangnya.

Menurut Chandra, mengonsumsi ikan memiliki manfaat yang luar biasa. Pihaknya akan terus mendorong agar tingkat konsumsi ikan di masyarakat mengalami peningkatan. Apalagi merujuk pada manfaat yang terkandung dalam ikan itu sendiri, kata Chandra, ikan mengandung omega 3, protein dan vitamin sehingga dapat mempengaruhi kecerdasan masyarakat. ”Manfaatnya banyak sekali, makanya masyarakat perlu mengkonsumsi ikan,” ujarnya.

Chandra menambahkan, langkah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi ikan, salah satunya dengan sering melakukan sosialisasi seperti memperingati Hari Ikan Nasional. ”Selain kita menggelar acara peringatan Hari Ikan Nasional, kita juga sering melakukan sosialisasi di waktu yang berbeda,” pungkasnya. (drx/fik)

Tinggalkan Balasan