Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kewajiban memajukan ekonomi negeri. Salah satunya, menyalurkan corporate social responsibility (CSR) kepada pengusaha kecil.
Gugun Gunawan-Job, Bandung
GELIAT usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia terus tumbuh. Namun, banyak pula pelaku UMKM yang mundur akibat minimnya ruang untuk pemasaran.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun merasa terpanggil membantu para pelaku UMKM binaannya. KAI menggelar Bazar UMKM di 14 stasiun selama 16 hari sejak 28 Desember 2016-12 Januari 2017. Diantaranya adalah Stasiun Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwekerto, Yogyakarta, Solobalapan, Madiun, Surabaya Gubeng, Jember, Medan, Padang, Kertapati, dan Tanjung Karang. Sebanyak 171 UMKM mitra binaan turut berkontribusi.
Kepala Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Ilud Siregar mengatakan, di Stasiun Bandung, bazaar diikuti 40 UMKM mitra binaan. Produk-produk yang diperdagangkan terdiri dari beberapa sektor. Mulai dari sektor industri, perdagangan dan pertanian.
Menurut dia, pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UMKM binaan KAI kepada masyarakat.
Karena diselenggarakan di Stasiun Kereta Api, maka pengunjung yang hendak pergi atau yang baru datang dapat melihat-lihat dan membeli produk yang dipamerkan di bazar ini.
”Dengan adanya pameran ini, semoga UMKM semakin lebih maju. Jika mereka maju, berhasil, maka hal itu dapat membantu perekonomian juga,” ucap Ilud kepada Bandung Ekspres kemarin (3/1).
Sementara itu pedagang Batagor Hanhan, Lelly Aziz mengaku terbantu dengan kegiatan ini. Terutama untuk memasarkan produknya. ”Ikut bazar ini karena mencari pasar baru. Kan di sini ada (penumpang) yang ke luar kota, jadi bisa nambah pelanggan baru dan reseller baru juga,” kata Lelly.
Meskipun pameran semacam ini baru pertama kali diselenggarakan di stasiun, Lelly berharap, ada tindak lanjutnya. ”Semoga pihak KAI bisa terus membina UKM-UKM sampai bisa berdiri sendiri,” tambahnya.
Sementara bagi Didin, pedagang keripik memanfaatkan pameran ini sebagai ajang untuk promosi produknya. ”Pengen banyak konsumen, pelanggan. Kripik yang dibuat (merupakan) produk baru. Meskipun buatan sendiri, tapi pengen dikenal di masyarakat,” ucap Didin. (*/fik)