bandungekspres.co.id, CILILIN –Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat tingkatkan kewaspadaan atas konflik antar umat beragama. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah untuk menjaga perdamaian di tingkat kabupaten.
Diakui oleh Bupati Bupati Bandung Barat, mayoritas penduduk Bandung Barat merupakan beragama Islam. Namun, keberagaman kehidupan beragama tetap berjalan normal tanpa menimbulkan permasalahan berarti.
”Terjalinnya komunikasi yang baik di antara pemeluk agama yang berbeda membuat potensi permasalahan bisa dielimini,” ucap Abubakar saat ditemyui usai Upacara Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-71, kemarin (3/1).
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan komunikasi yang terjalin dalam Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) rutin dilaksanakan. Kehadiran pemda mampu menjadi fasilitator terjalinnya komunikasi dan silaturahmi yang baik di antara mereka.
Kerukunan antar umat beragama ini terjalin karena masyarakat yang religius. Sehingga lahir toleransi saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. ”Peran dan fungsi Kementerian Agama di Bandung Barat menjadi ruh lahirnya masyarakat yang religius,” terangnya.
Sementra itu, Kepala Kementerian Agama Bandung Barat Asep Ismail mengatakan, fenomena liberalisme, materialisme dan ekstrimisme dapat menjadi ancaman terhadap kehidupan beragama. Bahkan, ancaman dalam ketenteraman keluarga dan stabilitas masyarakat.
”Dalam kehidupan beragama, keterlibatan negara dalam hal ini pemerintah sangatlah diperlukan melalui kehadiran Kementerian Agama dalam berbagai lingkup dan aspek kehidupan beragama,” terangnya.
Sementara itu peringatan HAB Kementrian Agama mengusung tema ”Lebih Dekat Melayani Umat”, peringatan HAB Kementerian Agama merupakan momentum mengingatkan pembangunan kehidupan beragama. ”Salah satu kontribusi nyata Kementerian Agama dalam kehidupan adalah dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengaturan pengelolaan zakat, wakaf, pengelolaan dana haji serta potensi keagamaan lainnya,” tandasnya. (drx/nit)