Menikmati Sensasi Tur di Padang Pasir Konservasi Dubai

Dubai Desert Conservation Reserve bukan gurun biasa. Hamparan padang pasir 225 km persegi itu menyembunyikan ekosistem alami dari gedung-gedung pencakar langit Dubai. Wartawan Jawa Pos MOCHAMAD SALSABYL A’DN belum lama ini menikmati kehidupan di gurun pasir itu.

CUACA di Dubai Desert Conservation Reserve alias Padang Pasir Konservasi Dubai sore itu pukul 15.30 begitu cerah. Langit mulai jingga Angin ”musim dingin” bertiup lembut. Hamparan pasir yang mahaluas terlihat tak bertepi. Bagaikan permadani. Sangat indah.

Dua mobil SUV menghampiri rombongan dari Indonesia peserta tur di padang pasir Dubai, termasuk saya. Mobil itulah yang akan membawa kami memulai petualangan di atas gurun. Yaser, satu di antara dua sopir mobil tersebut, turun dan menyapa kami.

”Selamat datang di Dubai. Kami akan membawa Anda menyusuri gurun ini,” tutur warga Syria yang sudah delapan tahun menjadi guide tur padang pasir itu.

Maka, suasana perkotaan yang dipenuhi gedung tinggi pun mulai kami tinggalkan. Tak berapa lama kami melewati jalan panjang yang di kanan-kirinya merupakan padang pasir nan luas. Sesekali kami melewati kawasan ”penggembalaan” unta.

”Unta-unta itu sangat mahal. Bisa miliaran seekor. Itu unta balap,” ujar Yaser yang fasih bahasa Inggris.

Tak sampai setengah jam, mobil sudah sampai di gerbang Maghar, salah satu pintu masuk Padang Pasir Koservasi Dubai. Yaser menghentikan kendaraan, lalu turun untuk mengurangi tekanan udara di ban mobilnya. Cara itu bisa membuat permukaan ban lebih mencengkeram saat melintasi padang pasir.

Wilayah gurun yang bakal kami jelajahi memang bukan gurun biasa. Dubai Desert adalah padang pasir konservasi pertama dan terluas di Uni Emirat Arab (UAE). Konservasi itu ditujukan untuk melestarikan ekosistem padang pasir Dubai, baik flora maupun faunanya.

Karena itu, tidak sembarang orang boleh masuk dan melintasi padang pasir yang dilindungi tersebut. Di antara puluhan perusahaan travel di Dubai, misalnya, hanya empat agen travel yang mendapat izin untuk membawa turis bertualang.

Setelah satu mobil lain bergabung, Yaser melanjutkan perjalanan. Ketika mobil menyusuri jalanan, terlihat hewan seperti kambing berwarna putih dan berkaki hitam. Hewan itu juga memiliki tanduk lurus yang menjulang tinggi.

Tinggalkan Balasan