bandungekspres.co.id, LENGKONG – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menegaskan, sebanyak 80 persen perempuan beresiko mengidap kanker serviks atau leher rahim dan payudara. Bahkan, dua penyakit ini kata Ahyani, rentan menjangkiti ibu rumah tangga muda sekitar berusia 20 tahun.
Kanker serviks dan payudara merupakan dua dari sepuluh pola penyakit yang berbahaya. Adapun resiko kedua penyakit ini disebabkan oleh prilaku gaya hidup dan lingkungan.
”Kedua penyakit tersebut bisa disembuhkan dengan melakukan langkah antisipasi deteksi dini,” kata Ahyani kepada wartawan saat ditemui di SMAN 8 Kota Bandung kemarin (28/11).
Ahyani mengungkapkan, kanker payudara memang masih bisa dilakukan deteksi dini secara pribadi. Yakni dengan menggunakan tangan dan penglihatan untuk memeriksa apakah ada perubahan fisik pada payudara. Tapi untuk kanker serviks, dibutuhkan pemeriksaan secara medis karena tidak memiliki ciri-ciri perubahan secara fisik. Kanker serviks dapat terjadi pada perempuan yang telah berhubungan badan atau sudah menikah.
”Kanker payudara bisa dideteksi sendiri. Tapi kalau kanker serviks harus dilihat rahimnya oleh tenaga kesehatan dengan menggunakan alat canggih,” jelas Ahyani.
Lebih lanjut Ahyani menegaskan, Pemerintah Kota Bandung telah menjamin pembiayaan masyarakat miskin dengan mengikuti program BPJS. Dengan demikian, masyarakat bisa memeriksa secara gratis terkait kanker tersebut ke Puskesmas maupun Rumah Sakit yang telah bekerja sama.
”Pemkot Bandung menjamin pembiayaan bagi masyarakat miskin baik dibayarkan ke BPJS atau masyarakat miskin langsung,” ungkapnya.
Menurutnya, Dinas Kesehatan Kota Bandung telah melakukan sosialisasi terkait deteksi dini kanker melalui berbagai program yang melibatkan wanita seperti penyuluhan Posyandu, kelompok wanita, berikut kegiatan Pemeriksaan IVA/Papsmear yang digelar OASE dan BPJS Kesehatan.
”Mari kita bersama menjaga terjadinya kanker serviks dengan cara melakukan deteksi dini serta menjaga pola hidup dan lingkungan,” pungkasnya. (dn/fik)