Keberhasilan pihak kepolisian dalam mengungkap aksi kejahatan dituturkan ia, juga hasil dari pengembangan konsep Kapolrestabes Bandung Winarto yang menambah kamera pengintai di titik-titik rawan kejahatan.
”Terbukti dengan tertangkapnya tiga pelaku lainnya yang memiliki pimpinan yang ditembak mati, karena melakukan penyerangan secara fatal kepada petugas. Sehingga harus dilakukan pembelaan diri dengan menembak pelaku,” ucapnya.
Aksi kejahatan yang kembali marak di Kota Bandung dalam beberapa pekan ini, disebut Ridwan akan terus dikembangkan termasuk mengungkap aksi kriminalitas di dalam angkutan kota (angkot) baru-baru ini.
”Sedang dicari, sedang diselidiki motifnya kan logika anak SMP enggak punya macam-macam. Apapun variasi kejahatan, tentunya ini menjadi situasi yang akan terus kita cari solusinya,” ujar dia.
Dia menambahkan, dalam upaya mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), Pemkot Bandung akan merekrut 500 petugas harian yang nantinya ditempatkan di wilayah-wilayah rawan tindak kejahatan.
”Mereka ini seperti satpam gedung, perumahan dan bank. Bedanya mereka di jalan dan akan di bawah koordinasi Satpol PP tetapi tidak melebihi tupoksi seperti polisi. Kehadiran mereka bisa mengurangi potensi kriminalitas,” ucapnya.
Pria yang karib disapa Emil meminta, para pengusaha angkot turut bertanggung jawab atas tindak kriminalitas yang salah satunya menimpa lima anak sekolah di kawasan Jalan Ciateul.
”Kenapa terkesan ada kerjasama antara sopir angkot dengan kejahatan yang terjadi. Ini tidak serta merta Program Jumat Ngangkot bermasalah, karena itu hanya imbauan,” tegas dia. (dn/rie)