Menurut Joshua, animasi telah menjadi bagi penting bagi sektor lain. Baik film, desain, video klip, periklanan hingga penerbitan. Dengan kata lain, lanjut dia, animasi telah menjadi salah satu sub sektor yang saling berhubungan dan memberikan nilai tambah bagi sub sektor lain.
Dalam paradigma globalisasi pasar industri kreatif nilai kompetitif terletak pada aspek penguasaan dan kepemilikan. Di mana kemampuan mengkapitalisasi hak kekayaan intelektual sehingga, menempatkan animasi dalam peran yang paling besar bagi industri kreatif.
”Skill yang dimiliki animator lokal tidak perlu diragukan lagi. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan story telling,” ungkapnya.
”Animasi tanpa story telling yang bagus akan luput dari pasar. Misalnya animasi Hollywood dipandu dengan love story sehingga disukai pasar,” imbuhnya.
Terlebih pada 2030 Indonesia akan menjadi satu dari kekuatan lima ekonomi dunia. Persoalannya bagaimana ekonomi kreatif bisa berperan terhadap ekonomi nasional yang akan menjadi ekonomi dunia.
”Dengan hadirnya narasumber dari berbagai negara, semoga animator bisa banyak belajar dari mereka. IP konten dan karakter mensyaratkan hadirnya ekosistem industri modern dan terintegasi dengan baik,” pungkasnya. (bun/nit)
.