bandungekspres.co.id, CILILIN – Sebanyak 561 orang mendatangi Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Cililin untuk mengikuti operasi katarak. Pengobatan katarak terselenggara atas kerja sama PT Indorama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat. Penderita yang menjalani operasi telah melalui pemeriksaan medis, sosial, dan psikologi yang mulai dilaksanakan pada Selasa-Jumat (15-18/11)
General Manager Indorama Aliaman Saragih mengungkapkan, masyarakat yang berminat untuk mengikuti operasi katarak mencapai 1.200 orang. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan yang layak mendapatkan operasi hanya mencapai 561 orang.
”Sebagian besar penderita katarak berusia 50 tahun ke atas. Kita ingin berbagi dengan mereka agar mendapatkan pelayanan yang baik,” kata Aliaman kepada wartawan di RSUD Cililin, kemarin (15/11).
Lebih jauh, pengobatan katarak merupakan salah satu program tanggung jawab sosial (CSR) perusahaannya. Operasi katarak dipilih karena Indonesia memiliki jumlah penderita terbanyak kedua di dunia setelah Etiopia.
”Jumlah penderita katarak di Indonesia sekitar hingga dua persen dari jumlah penduduk. Kebanyakan merupakan petani dan nelayan berusia lanjut,” katanya.
Dia mengungkapkan, para petani dan nelayan memang rawan terkena katarak. Mereka – para nelayan –sering terkena cahaya matahari secara langsung. Paparan sinar matahari menyebabkan gangguan terhadap kesehatan mata.
Di tempat yang sama, Bupati Bandung Barat Abubakar mengapresiasi pengobatan katarak bagi masyarakatnya itu. Sebagian besar warga Bandung Barat memang merupakan buruh tani, sehingga rawan terkena katarak.
”Namun, katarak ini bisa disembuhkan dengan operasi. Jika tidak segera ditangani, katarak bisa menyebabkan kebutaan,“ katanya.
Selain para lansia, operasi katarak juga diikuti pasien yang masih balita, seperti Muhammad Al Basith,20 bulan, warga Desa Cibedug, Kecamatan Rongga. Ayah Basith, Nurjana, 40, mengatakan, anaknya diketahui menderita katarak setelah diperiksa oleh bidan desa.
”Mengetahui anak saya mengalami katarak setelah diberikan makanan dan sebuah mainan tidak merespon. Lalu saya bawa ke bidan dan ternyata memang katarak,” pungkasnya. (drx/nit)