Setelah sesi curhat anggota Team Mamo, pertunjukan dilanjutkan dengan track-track upbeat seperti Crazy Wonder Night yang bikin penonton kalap ikut menggoyangkan badan dan mengayunkan light stick hingga lagu terakhir. Sesuai dengan konsep Mixing.
Menurut Mamo, judul Mixing dipilihnya karena mencerminkan perjalanan karirnya. ”Sejak debut sebagai seiyuu, Miyano Mamoru sudah memerankan beragam karakter. Maka, aku ingin penonton juga bisa melihat berbagai sisi Miyano Mamoru,” jelas ayah satu anak tersebut.
Malam itu, beragam karakter dimunculkan di panggung, mulai centil, manja, imut, hingga macho. Sosok macho diwakili Mamo, kepala keluarga yang gampang panik.
Karakter manja dan imut ada pada Mamonsa, istri Mamo yang seorang penyihir. Si centil direpresentasikan dalam tokoh Mamodora. Tentu saja, semua tokoh yang beradu dialog dalam satu frame itu diperankan Mamo!
Durasinya memang pendek, tapi penggarapannya bikin capek. ”Soalnya, semua aku yang memerankan. Adegan yang sama harus diulang berkali-kali dengan dandanan yang berbeda. Aku sampai bingung, harus berdiri di posisi yang mana untuk menyesuaikan dengan adegan yang diambil sebelumnya,” kenang pemeran Yagami Light dalam serial legendaris Death Note itu.
Walaupun energinya pasti terkuras karena sibuk menyanyi, nge-dance, bicara panjang lebar, dan berlarian ke berbagai sisi panggung yang berbentuk huruf T, Mamo sangat ekspresif. Tawa lepasnya kerap menggema di venue.
”Ini berkat cinta yang kalian tunjukkan kepadaku sehingga energiku tak kunjung habis. Aku jadi pingin nangis nih. Boleh, kan?” ungkap pria yang sudah menyumbangkan vokal khasnya itu di ratusan judul anime, game, dan film Barat yang disulihsuarakan.
Berkali-kali dia memastikan bahwa seluruh penonton bisa melihatnya dengan jelas dan menikmati pertunjukan. Ucapan terima kasih pun puluhan kali meluncur dari mulutnya. Hmmm… pantas saja Mamo begitu dicintai penggemarnya.
Sayang, selama konser, penonton dilarang memotret. Pemotretan hanya boleh diambil oleh media yang diakreditasi King’s Records, label rekamannya.
Waktu tiga jam terasa bak tiga menit buat saya. Rasanya sekali nonton belum cukup, seperti kata Inou Sayaka yang datang jauh-jauh dari Saitama, 374 km dari Nagoya. ”Konser Mamo ini seperti narkoba. Sekali nonton nggak bakal cukup. Pasti pengin nonton lagi,” ujar perempuan yang duduk di sebelah saya di bangku tribun R itu.