Anggaran Dipangkas, Festival Cihideung Batal Digelar

bandungekspres.co.id, ‪LEMBANG – Tahun ini, festival agrowisata bertajuk Festival Cihideung di Kampung Panyairan, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat batal digelar. Hal dikarenakan pemangkasan anggaran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat di tahun ini.

Tokoh masyarakat Cihideung, Nanu menyesalkan adanya pemangkasan anggaran di tahun ini. Padahal, tahun-tahun sebelumnya festival ini terus digelar lantaran tidak adanya pemangkasan anggaran.

Ia menyebutkan, Festival Cihideung sudah digelar sejak sembilan tahun lalu. Dalam melakukan penyelanggaran festival ini, pemerintah memberikan anggaran sebesar Rp70 juta – Rp 80 juta. Namun tahun ini, pemkab melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hanya memberi anggaran Rp35 juta.

”Kenapa bisa dipangkas seperti ini, padahal acara ini sebagai langkah melakukan promosi wisata. Anggaran segitu tidak cukup dan tidak akan maksimal,” sesalnya kepada wartawan, kemarin (29/9).

‪Nanu mengungkapkan, anggaran tersebut dibutuhkan untuk menyemarakkan kegiatan festival, seperti pawai kendaraan hias, arak-arakan mengunjungi kawasan wisata bunga di Cihideung, dan berbagai kegiatan meriah lainnya.

Sementara jumlah warga yang ikut berpartisipasi mencapai ribuan orang. Setiap tahun, festival tersebut disambut antusiasme masyarakat. Tak jarang, warga dari luar daerah sengaja datang ke Cihideung untuk menyaksikan secara langsung kemeriahan festival.

‪Nanu menyayangkan sikap pemerintah daerah yang memangkas anggaran tahunan untuk Festival Cihideung. Biasanya, anggaran itu disalurkan melalui Bidang Promosi Disbudpar, tetapi kini melalui Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bandung Barat.

”Seharusnya, Disbudpar mendukung penuh kegiatan promosi wisata daerah ini, bukan malah memotong anggaran sampai setengahnya. Terus terang, dengan anggaran normal saja, kami nombokan. Kalau cuma setengahnya, nomboknya kebanyakan,“ Terang Nanu.

‪Dengan anggaran yang diberikan setengahnya itu, lanjut dia, masyarakat Desa Cihideung hanya akan menggelar kegiatan ruwat lembur bertajuk “Nyalametkeun Solokan” pada 2 Oktober nanti. Kegiatan itu di antaranya berupa upacara adat di sekitar irung-irung atau mata air di Kampung Kancah, Desa Cihideung. Lalu, menyembelih domba, perang air, dan penampilan seni tradisi.

‪Selain untuk melestarikan seni tradisi Sunda, kegiatan itu juga untuk mendorong masyarakat agar menjaga dua mata air di Desa Cihideung. ”Jangan sampai dua mata air ini diprivatisasi. Jadi, masyarakat harus bersama-sama menjaganya,” kata Nanu.

Tinggalkan Balasan