Lepas Remaja Sudah Menulis Cerpen Kuli dan Pelacur

”Mungkin karena suasana Islami di Makassar lumayan kuat. Tapi, juga ada faktor kakak perempuan saya yang doyan beli buku,” ujar pria kelahiran Desa Barebba, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, itu.

Mochtar juga penggemar komik Indonesia maupun Barat. Semasa remaja dia sudah tamat membaca serial komik Mahabharata, Ramayana, dan Siti Gahara. Dia juga akrab dengan komik Flash Gordon, Rip Kirby, dan Mandrake. Cerita silat karya Kho Ping Hoo ataupun Jin Yong (dilafalkan Chin Yung) juga amat digemari Mochtar meskipun untuk yang disebut terakhir awalnya kebetulan.

”Waktu itu (pengujung 1950-an, Red) saya lagi tak sabar menunggu terbitan jilid keempat dari Memperebutkan Patung Dewi Koan Im karya Kho Ping Hoo,” cerita Mochtar. A Fang, tetangga dan sekaligus teman dekatnya di salah satu pusat niaga Kota Makassar, menawarinya jilid kelima dari Memanah Burung Rajawali.

”Coba deh, baca ini,” kata A Fang. Mochtar ternyata tertarik dengan komik itu. ”Bahasanya memang lucu. Melayu Jawa atau Melayu China gitu. Ada kata-kata seperti kesemsem, kemekmek, sepeminuman teh, wajah bersemu dadu. Tapi, ternyata ceritanya memang luar biasa, di atas Kho Ping Hoo,” sebut Mochtar.

Kebiasaan membaca sastra dan komik membuat Mochtar memiliki daya imajinasi yang tinggi untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pelajaran mengarang di sekolah, Mochtar sering diminta tampil untuk membacakan tulisannya. Biasanya Mochtar menuliskan kisah pengalaman kesehariannya. ”Sejak kelas IV SR sampai SMA saya berkali-kali diminta tampil di depan kelas,” kenangnya.

Pada awal usia dewasa, cerita-cerita pendek Mochtar mulai dibaca publik, misalnya di mingguan Pos Minggu Pagi Makassar. ”Sejumlah cerpen saya mungkin terlalu dewasa untuk ditulis seseorang yang baru lepas remaja. Ada tentang kuli, ada tentang pelacur,” kata Mochtar sambil tertawa kecil.

Misalnya, Mochtar menggambarkan sosok kuli dengan detail. ”Saya tak pernah lupa urat-urat hitam yang bertonjolan pada betis kuli-kuli yang memikul karung-karung beras atau kacang-kacangan bolak-balik dari mobil ke gudang. Begitu pula serbuk yang bertebaran tiap kali karung-karung itu diempaskan.”

Tinggalkan Balasan