Dengan selisih 43 poin, Rossi memang harus berdarah-darah untuk mengejar pesaingnya itu. Apalagi tahun lalu Marquez sempat terjatuh di awal balapan saat mengejar Lorenzo di depan. ”Itu adalah murni salahku,” terang Marquez waktu itu. Kecelakaan di Aragon tersebut adalah yang kelima dari 13 kali total crash sepanjang satu musim lalu.
Dengan tersisa lima seri sebelum musim ini ditutup MotoGP hanya menyisakan 125 poin. Hitungan di atas kertas, Rossi harus memenangi dua seri di antaranya plus Marquez tidak finis. Secara matematika peluang Rossi sempit. ”Satu-satunya hal yang aku inginkan akhir pekan ini adalah membalap dengan baik,” tukasnya.
Aragon, kata Rossi, adalah trek yang membutuhkan kesempurnaan. Proses menemukan setingan motor sudah harus sudah didapat sejak sesi latihan pertama. ”Sirkuit ini memiliki sejumlah tikungan cepat dan membutuhkan pengereman yang keras. Jadi penting untuk mendapatkan motor yang bagus dengan set up sempurna,” paparnya.
Namun masih ada faktor lain yang kini bisa memengaruhi balapan. Sejumlah rider lain yang juga punya peluang merebut kemenangan atau finis di antara keduanya. Sehingga perjalanan Rossi mengejar defisit akan banyak mendapat bantuan dari mereka.
Beberapa di antaranya adalah juara GP Misano Daniel Pedrosa, bintang Suzuki Ecstar yang juga jawara GP Inggris di Silverstone, dan Jorge Lorenzo. Mereka sudah terbukti mampu menang di kondisi balapan kering. Selain itu ketiganya adalah pembalap Spanyol yang pasti ingin tampil habis-habisan di kandang.
”Tentu kami datang ke Aragon dengan mood yang bagus,” yakin Pedrosa dilansir Crash. ”Semuanya mulai bergerak ke arah lebih baik dalam beberapa balapan sebelumnya dan kesempurnaan terjadi di Misano,” tandasnya.
Menurutnya, ratusan dari anggota fans club-nya akan datang untuk melihat lagi pertarungan sengitnya dengan para alien di depan. Apalagi dengan kemenangannya di Misano dua pekan lalu posisinya kini naik ke urutan empat di atas Vinales. (cak/tom/rie)