bandungekspres.co.id, BANDUNG – Untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan untuk keperluan sosial pada musim penghujan, Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi mengusulkan kepada Pemprov Jabar agar mengadakan stok beras.
Menurutnya penambahan stock beras ini telah diajukan pada saat pembahasan APBD perubahan. Dengan harapan, Gubernur Jabar menyetujui dan mendisposisikan anggarannya pada badan ketahanan pangan.
Ineu menyebutkan, pihaknya mengusulkan penambahan stok beras ini sebesar 200 ton yang dibeli langsung oleh Bulog yang nantinya bisa digunakan menjadi program raskin dan kegiatan sosial.
Selain itu, bahan pangan ini bisa juga dijadikan cadangan untuk kebutuhan yang tidak terduga seperti terjadi bencana alam sehingga dirasakan perlu untuk menambah stok beras ini.
”Kita sekarang sudah berada di musim La Nina, kondisi cuaca sering tidak terduga bahkan bencana banjir dan longsor sering sekali terjadi di beberapa wilayah Jabar. Makanya kita harus mengantisipasi itu,” jelas Ineu, kemarin (18/9).
Dai menilai, penambahan stok beras ini terlihat urusannya kecil bagi Pemprov Jabar, tapi, memiliki arti penting. Sebab berhubungan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan nantinya dan sudah selayaknya gubernur memperhatikan ini.
Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya mengatakan, usulan ini sudah pernah disampaikan oleh Komisi II melalui badan ketahanan pangan ketika mengajukan di pembahasan APBD perubahan.
”Ketua Badan Ketahanan Pangan dan para Sekretaris Dinas (Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Indag, Koperasi & UMKM) hadir dan memaparkan ajuan masing-masing,” kata Hadi
”Kami sudah pesankan kepada para pimpianan perangkat daerah agar lebih cermat dalam mengatur belanja masing-masing,” tambahnya.
Dia mengatakan, khusus untuk BKP, Komisi II memutuskan untuk mengupayakan adanya penambahan anggaran untuk penyediaan cadangan beras provinsi sebanyak 100 ton.
Hadi membahkan, untuk mendukung program ini ada rencana tambahan yaitu pembangunan lumbung desa bagi ketahanan pangan masyarakat di desa-desa yang berpotensi rawan pangan. (yan/rie)