Karena bukan kerja sama kali pertama dengan Garin, Rahayu tidak menemukan kesulitan berarti. Namun tantangannya, diperlukan waktu lama dan studi yang mendalam. ”Sebab, nanti berkolaborasi dengan musik mancanegara dalam orkestra besar,” ucapnya.
Ya, nanti, saat dibawa ke world premiere di Melbourne, musik gamelan akan berkolaborasi dengan Melbourne Symphony Orchestra. ”Sifat gamelan itu sangat lentur dan terbuka,” lanjut Rahayu. Rencananya, Desember mendatang beberapa pemusik gamelan dan penembang utama berangkat ke Melbourne untuk berlatih dengan latihan orkestra.
Selain Australia, film yang disebut Garin sebagai film bisu hitam putih pertama di dunia dengan iringan musik gamelan tersebut menarik perhatian banyak kalangan seni dari berbagai negara. Dalam pertunjukan Jumat lalu, perwakilan Melbourne Arts Centre dan Melbourne Symphony Orchestra turut hadir. Kemudian, pada pemutaran Sabtu dan Minggu lalu, perwakilan art festival dari beberapa negara lain juga datang untuk menyaksikan.
Setan Jawa rencananya ditampilkan pula di Swiss, Singapura, Filipina, Inggris, dan Belanda. Elemen musik gamelan akan berpadu dengan musisi lokal dengan genre yang variatif, mulai DJ hingga musisi rock.
Garin menambahkan, Setan Jawa merupakan platform baru baginya menampilkan karya sebagaimana Opera Jawa. Usia proyek itu akan lama. ”Rentang waktunya bisa lima tahun atau lebih,” sebut Garin. (*/c9/oki/rie)