”Dalam pemberitaan terkait PON nanti, Jawa Pos Group tentunya akan membuat berita olahraga yang berbeda, khususnya dari kantor berita lainnya,” ungkapnya.
Senada dengan Bambang, menyikapi terkait pemberitaan nantinya, dia menyakini akan banyak pemberitaan diangkat. Jawa Pos Group tidak hanya fokus terhadap pemberitaan di lapangan. Ada banyak sisi lain yang tentu akan ditulis.
Seperti halnya pemberitaan sepak bola yang selama ini dibuat oleh Jawa Pos. Ajang PON sangat berpotensi mengangkat pemberitaan-pemberitaan yang unik, nyeleneh dan tidak terduga.
”Para wartawan Jawa Pos Grup dididik untuk cerdik membaca angle lainnya dan menyajikan sesuatu yang menarik,” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Foto Jawa Pos Group Beky Subechi menuturkan, akan menyiapkan minimal satu satu fotografer untuk satu venue nantinya. Hal ini agar para fotografer dapat fokus selama pertandingan PON. ”Mereka akan sajikan foto-foto terbaik untuk dimuat. Sebab, perkembangan angle foto pun saat ini sudah semakin bersaing,” tuturnya.
Dia memerinci, proses seleksi foto akan dilakukan seketat mungkin. Dengan begitu, foto tersaji pun akan menjadi angle terbaik yang sudah lolos seleksi.
”Ini juga mempengaruhi foto headline Jawa Pos Group,” ucap pria yang akrab disapa Beky tersebut.
Salah satu contohnya, foto sepak bola tidak lagi menggunakan foto heading untuk headline. Hal ini berbeda dengan keadaan saat menggunakan foto analog dulu. Saat ini, lebih mengangkat foto yang ekspresif di dalam lapangan.
Untuk memperoleh momen tersebut, kata dia, dibutuhkan ketekununan dan mencintai pekerjaan guna menghasilkan hasil yang bagus.
Disinggung soal persaingan Jawa Pos Group dengan media lain. Bambang Janu menegaskan, persaingan bagian sebagai sunatullah. ”Kuncinya kerja bersama dan menyadari porsinya masing-masing,” pungkasnya. (nit/rie)