Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Layanan Operasional BPJS Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Bina Handayani mengatakan, akan melakukan pendataan kembali terutama kepada warga yang menjadi korban penipuan ini.
”Kita akan cek apakah warga yang tertipu ini merupakan warga yang tidak mampu atau memang warga yang mampu atau mandiri,” paparnya.
Jika terbukti merupakan warga tidak mampu, pihaknya akan berkoordinasi dengan BP3AKB untuk memasukan warga tersebut sebagai peserta BPJS Kesehatan yang akan ditanggung oleh pemerintah. ”Kita akan meningkatkan koordinasi termasuk dengan dinas kesehatan,” ujarnya.
Diakuinya, selama ini memang sosialisasi tidak langsung secara individual langsung kepada masyarakat, melainkan sosialisasi melibatkan hanya kepada dinas terkait serta desa dan kecamatan. ”Kami akan tingkatkan sosialisasi agar masyarakat benar-benar paham,” katanya.
Sebelumnya, korban penerima Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan palsu di Kabupaten Bandung Barat terus bertambah. Beredarnya kartu palsu tersebut yang awalya terjadi hanya di Desa Kertajaya Kecamatan Padalarang, saat ini korban lainnya juga ada di Desa Jayamekar, Desa Ciburuy dan Desa Kertamulya Kecamatan Padalarang. Berdasarkan pengembangan dari pihak Polres Cimahi, saat ini tercatat 810 warga yang akan menjadi calon peserta BPJS palsu tersebut. Dari angka tersebut, pelaku baru mencetak 175 kartu BPJS Kesehatan palsu.
”Kami terus kembangkan kasus ini tidak hanya di Desa Kertajaya, namun kasus ini juga ditemukan di 3 desa lainnya di Kecamatan Padalarang,” kata Kapolres Cimahi AKBP Ade Ary Syam Indradi.
Diungkapkan Kapolres, setelah mencuat kasus ini dan para korban melaporkan kepada pihak kepolisian, jajarannya langsung bergerak cepat turun ke lapangan untuk mencari bukti dan keterangan para saksi. Dari penelusuran, pihak kepolisian akhirnya menetapkan Ana Sumarna, 42, warga Jalan Terusan No. 40 B RT 02/03 Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi sebagai tersangka pelaku pemalsuan Kartu BPJS Kesehatan palsu. (drx/rie)
