bandungekspres.co.id, JAKARTA – Kontroversi pembatasan maksimal dua pemain dari klub yang bisa membela tim nasional di AFF 2016 masih belum berujung. Itu setelah PSSI dan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) yang tidak lain adalah operator kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) belum juga bersedia mengubah kebijakan tersebut. Padahal, keputusan kontroversi itu lahir dari mereka.
Nah, Nil Maizar, mantan pelatih Tim Nasional Indonesia mencoba menawarkan solusi untuk mengurai kekusutan tersebut. Nil menyarankan, PSSI dan PT GTS harus memberikan keleluasaan kepada pelatih Timnas saat ini, Alfred Riedl untuk memilih pemain mana saja dengan jumlah yang tidak terbatas yang bisa dia ambil dari klub peserta TSC.
Konsekuensinya, lanjut Nil, bila ada klub yang pemainnya diambil oleh Riedl ke Timnas lebih dari lima pemain, maka jadwal pertandingan tim tersebut di kompetisi harus disesuaikan dengan agenda Timnas. “Jadi, kompetisi tetap berjalan, kualitas timnas juga tidak menurun dengan adanya pembatasan jumlah pemain dari klub,” papar pelatih Semen Padang FC ini.
Nil memang kurang sepakat dengan kebijakan pembatasan dua pemain yang hanya boleh diserahkan oleh klub ke timnas proyeksi Piala AFF nanti. Sebab, kondisi itu bisa menghalangi pelatih untuk membentuk tim yang kuat dan solid. Apalagi, sejauh ini, pemain-pemain terbaik tanah tidak merata di semua klub, melainkan menumpuk di beberapa klub saja.
Dia pun menyarankan agar Alfred Riedl harus berani untuk menolak kebijakan tersebut. Sebab, kualitas serta nasib Skuad Garuda—julukan Timnas—berada saat ini berada di tangan pelatih asal Austria itu. “Pelatih harus menunjukan integritasnya kalau dia berhak memanggil pemain mana saja yang dia anggap pantas bergabung ke Timnas. Tanpa harus dibatasi apalagi di intervensi,” kata Nil.
Sebagai catatan, awal pekan lalu, PT GTS mengumumkan bahwa mereka sudah bersepakat dengan PSSI, dan klub agar Riedl hanya diperbolehkan mengambil dua pemain dari setiap klub untuk memperkuat timnas. Ketika itu, Joko Driyono, direktur PT GTS juga mengaku bahwa keputusan tersebut juga sudah diaminin oleh Riedl sendiri.