Pengabdian Sepenuh Hati Djumail, Kepala SLB di Kolaka Timur

Djumail bahkan rela merogoh duit pribadi untuk kepentingan siswa. Dia mengklaim, hanya SLBN di Koltim yang menyediakan makanan untuk siswa. Makanan itu disajikan saat pulang sekolah. Sedangkan di pagi hari, yang diberikan berupa makanan ringan.

Dana makan itu berasal dari tunjangan sertifikasi yang dia terima. ”Saya ikhlas. Karena kalau kita meninggal, tidak ada yang dibawa, selain amal,” katanya.

Untuk tambahan bahan makanan, Djumail berencana menanam beberapa tumbuhan di belakang sekolah. ”Saat ini yang sudah saya tanam ubi,” paparnya.

Dia mengaku, dana BOS (bantuan operasional sekolah) di SLBN Tirawuta tiap tahun Rp 15 juta. Jumlah itu sangat tidak cukup untuk membiayai kebutuhan operasional sekolah. Karena itu, dia terus berjuang agar para guru SLBN bisa mendapat kenaikan penghasilan.Khusus untuk guru, Djumail mengaku bahwa pilihannya tidak semata didasarkan pada kepintaran. Tapi juga kesabaran. ”Sebab, yang diajar ini anak-anak berkebutuhan khusus.”

Bobot tubuhnya pun diakuinya terus turun sejak mengajar di SLBN Tirawuta. Tapi, dia tidak memedulikannya. Bagi dia, yang terpenting saat ini adalah bagaimana murid-muridnya bisa mendapatkan pendidikan sebaik-baiknya.

Yang juga terus dia pikirkan, bagaimana membuat mereka kian nyaman di sekolah. Termasuk soal mengantar pulang itu. Karena mobil yang dijanjikan tak kunjung datang, dia berencana beli mobil pikap beroda tiga. ”Biar saya dapat mengangkut setidaknya beberapa siswa,” katanya. (*/JPG/c11/ttg/rie)

Tinggalkan Balasan